Minyakita Hilang di Pasaran, Minyak Tanpa Merek Jadi Pilihan Warga

Jumat, 3 Februari 2023 | 09:29 WIB
M Awaludin / DIN
Minyak goreng bersubsidi dengan merek Minyakita di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menghilang atau langka dari pasaran, Jumat, 3 Februari 2023.

Kota Mataram, Beritasatu.com - Minyak goreng bersubsidi dengan merek Minyakita di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menghilang atau langka dari pasaran. Para pedagang menjual minyak goreng dengan kemasan yang sama tetapi tidak menggunakan merek, tapi harganya di atas HET (harga eceran tertinggi).

Salah seorang pedagang Anisa mengatakan minyak goreng dengan merek Minyakita sudah mulai langka atau tidak ada pendistribusian dari distributor kepada para pedagang semenjak awal bulan Januari 2023 lalu. “Minyak goreng Minyakita ini tidak ada mulai bulan Satu lalu, saya menjual minyak goreng polos (tanpa merek),” ungkapnya, Jumat (3/2/2023).

Untuk segi harga sendiri minyak goreng tanpa merk memang ada sedikit perbedaan. Di mana minyak goreng tanpa merk Rp 15.000 per liter, sedangkan Minyakita Rp 14.000 per liter. Namun persediaan Minyakita di pasaran tidak ada. Pedagang terpaksa menjual minyak goreng curah tanpa merk, demi memenuhi kebutuhan pasar minyak murah. Langkanya Minyakita membuat harga minyak goreng kemasan melonjak. Saat ini para pedagang sudah tidak lagi menjual minyak goreng murah dengan merk Minyakita.

"Minyakita kosong, sudah dari Januari kemarin nggak ada. Sekarang tinggal minyak goreng yang nggak ada merknya kita jual dengan Rp 16 ribu," ucapnya

Karena stok tidak ada, banyak warga beralih membeli minyak goreng tanpa merek, meski harga terpaut Rp 1000 rupiah saja jika harus membeli minyak bermerek yang harganya cukup mahal. “Banyak pembelinya, karena harganya ya cukup murah jika dibandingkan dengan harga minyak goreng kemasan yang lain,” pungkasnya.

Semnatara itu, Kepala Pasar Kebon Roek Malwi mengatakan Minyakita sudah tidak ada di pasaran sejak satu Minggu belakangan ini. Bahkan masyarakat pun mencari minyak goreng tersebut, terlebih untuk para pedagang gorengan yang membutuhkan minyak dalam jumlah banyak. Tetapi dengan harga murah.

"Yang sangat mengkhawatirkan tidak ada minyak ini dari pedagang gorengan. Karena dia naik sedikit aja dia berpengaruh sama usaha mereka. Makanya mereka berharap minyakita ini ada. Kalau ibu-ibu rumah tidak terlalu khawatir," ucapnya.

Selain itu, untuk menstabilkan harga beras di tingkat konsumen, Perum Bulog NTB melakukan mendistribusikan beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) ke pedagang-pedagang di pasar tradisional. Terlebih dari segi pasokan juga harus terjaga dan tetap tersedia.

Untuk harga beras di tingkat pasar di jual dengan harga Rp10.600/ kg dan harga beras bulog sendiri di jual dengan harga Rp 9.450/kg jenis Medium .



Sumber: BeritaSatu.com

Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI