Prita Kemal Gani

Cinta Dunia Kehumasan

Penulis: Abdul Muslim | Editor: AB
Kamis, 12 Juni 2014 | 14:44 WIB
Prita Kemal Gani.
Prita Kemal Gani. (H-15/Suara Pembaruan)

Siapa yang tidak kenal dengan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta? Lembaga pendidikan tinggi yang berlokasi di kawasan Sudirman dan didirikan oleh Prita Kemal Gani itu telah menjadi salah satu tempat rujukan utama untuk menimba ilmu bagi calon-calon praktisi kehumasan.

Keberhasilan LSPR Jakarta menjadi kampus hubungan masyarakat (public relations/PR) yang disegani di tingkat lokal dan ASEAN saat ini memang tidak terlepas dari sosok sang pendirinya, Prita Kemal Gani. Eksistensi LSPR Jakarta merupakan wujud dari kecintaannya pada dunia PR.

Lembaga kursus yang berawal dari sebuah ruangan seluas 12 meter persegi di gedung WTC, Jalan Sudirman, Jakarta, itu, tidak disangka oleh Prita bisa berkembang menjadi sekolah tinggi yang ternama dengan image yang wah seperti sekarang. "LSPR Jakarta pun kini telah menelurkan lebih dari 12.000 alumni yang tersebar menjadi humas di berbagai institusi dalam dan luar negeri," ungkap Prita di Jakarta, baru-baru ini.

Peran Prita memang menjadi penentu lembaga pendidikan kehumasan tersebut. Sosoknya yang lembut, low profile, ramah, namun tetap tegas, memiliki tekad yang kuat dalam menggapai cita-citanya. Ini bisa lihat dari jam terbangnya dalam menekuni dunia dan keilmuan kehumasan yang terbilang tinggi.

Awalnya, ia menempuh pendidikan PR di negeri Ratu Elizabeth, tepatnya di London City College of Management Studies, dan lulus tahun 1987. Belum puas, setahun kemudian, ia kembali meneruskan pendidikannya di Manila, tepatnya di International Academy of Management and Economic.

Istri dari Kemal Gani, pemimpin redaksi sebuah majalah bisnis terkemuka di Jakarta ini, memang seorang visioner. Setelah kenyang menimba ilmu yang didapat di luar negeri, kemudian, Prita kembali ke Tanah Air dan mulai berkarier di bidang PR pada sebuah perusahaan swasta internasional.

Kemudian, dia begitu jeli melihat peluang ke depan. Saat itu, belum ada sekolah khusus mengenai PR. Ide itu brilian muncul, dan tahun 1992, dia langsung mendirikan lembaga kursus PR, yang merupakan cikal bakal dari LSPR Jakarta.

Seiring dengan keberhasilannya, Prita yang bergelar MBA, MCIPR, dan APR terpilih menjadi ketua umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) periode 2011-2014. Dia pun tercatat sejarah sebagai ketua umum perempuan pertama dalam perjalanan 39 tahun berdirinya Perhumas.

Kesuksesan mendirikan LSPR Jakarta mengantar sosok yang lahir di Jakarta pada 23 November 1961 ini menerima segudang penghargaan. Award datang silih berganti di beberapa tahun terakhir, sejurus dengan keberhasilannya dalam mengembangkan LSPR Jakarta dan dunia kehumasan.

Berpikir Global
Prita merupakan seorang pemimpin yang berpikir global. Dia tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya. Perjuangannya di bidang pendidikan humas sudah bisa menjadi model Kartini di abad ini. Tidak sekadar memajukan kehumasan di Indonesia, dia juga mulai berpikir global dengan tekad memajukan kehumasan di ASEAN.

Ide briliannya kembali muncul dengan menggagas Declaration of ASEAN PR Network 2014, satu setengah tahun menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015. Gebrakannya itu pun mendapatkan sambutan positif para praktisi kehumasan, tidak saja di dalam negeri, tetapi tokoh-tokoh PR dari negara-negara ASEAN.

Prita berpendapat, selama ini, ada kekhawatiran, MEA atau juga disebut dengan ASEAN Economic Community (AEC) 2015 akan berdampak pada membanjirnya tenaga kerja yang akan mengisi lapangan kerja di Indonesia. Tenaga kehumasan lokal pun bisa kehilangan pekerjaan.

Nah, dengan ASEAN PR Network, muncul suatu pandangan baru bahwa yang datang ke Indonesia ataupun ke Filipina, misalnya, itu bisa menjadi sesuatu hal yang saling menguntungkan atau connectivity. "Jadi kita bisa connect. Misalnya, kemampuan dan pengalaman kita di PR, seperti crisis PR, corporate PR, akan dibagi ke negara tetangga yang tergabung dalam ASEAN PR Network," tutur dia.

Kemudian, orang Filipina yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam public speaking dan orang Indonesia kebanyakan malu-malu, bisa saling mengisi dalam menjalani pekerjaan sebagai humas. "Jadi, kalau disatukan lebih bagus. Inilah kelebihan di ASEAN PR Network untuk bisa saling melengkapi," ujarnya.

Menurut Prita, ASEAN PR Network pun diharapkan bisa menjadi tempat berbagi ilmu bagi para profesional kehumasan di setiap negara wilayah ASEAN. Para pekerja humas di Tanah Air pun akan lebih saling mengenal rekan seprofesinya di negara lain kawasan ASEAN, bagaimana kompetensi yang mereka miliki dan pandangan mereka tentang PR.

"Ya, kita harapkan, semoga ASEAN PR Network menjadi jembatan emas, sehingga humas ASEAN mempunyai kekuatan bersama. Pada akhirnya, ini bisa memromosikan ASEAN ke beyond ASEAN. Jadi, orang akan melihat ASEAN secara utuh," ujarnya.

Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA TERKINI

Soal Pemanggilan Wamenkumham, KPK: Tunggu Minggu Ini

Soal Pemanggilan Wamenkumham, KPK: Tunggu Minggu Ini

HUKUM & HANKAM 53 menit yang lalu
Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon