Perlu Terobosan Atasi Kesenjangan Pendidikan

Jakarta - Rektor Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Kota Malang, Profesor Suko Wijono, mengatakan kesenjangan pendidikan antarwilayah hingga kini masih akan terus terjadi jika tidak dilakukan langkah-langkah inovatif yang berkelanjutan.
Kesenjangan itu tidak hanya terjadi di luar Jawa khususnya, namun di Jatim sendiri, utamanya di Dusun Mojang, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang dan Dusun Sumbercandik, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember.
Di lokasi tersebut, katanya, masih ditemukan kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan.
"Pemerataan pendidikan harus segera diatasi tidak cukup dengan cara instan mengirim sarjana pendidikan lewat Program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang hanya berlaku satu tahun dan kemudian disusuli dengan tenaga pengganti pada tahun berikutnya. Namun harus dilakukan terobosan yang berani dan memberikan harapan yang lebih besar dan pasti bagi peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal)," ujar Suko Wijono yang juga Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) yang sebelumnya bernama Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Kota Malang itu, Jumat (1/5).
Suko Wijono yang juga menjabat Ketua Senat UM serta Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Apegti) Jatim itu mengatakan untuk suplemen (Program SM3T) itu dinilainya sebagai langkah yang cukup lumayan.
Tetapi harus dipikirkan jangka panjang, bagaimana agar para sarjana tersebut diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di daerah itu.
"Selain itu mereka harus mendapatkan kompensasi tambahan insentif untuk mengabdi di daerah yang masuk kriteria 3T," tandas Suko.
Di samping pengangkatan PNS guru di daerah yang masuk 3T, tentunya sarana dan prasarana sekolah harus diutamakan untuk kelengkapannya. Hanya dengan cara tersebut, kita dapat mengejar ketinggalan yang terjadi di daerah 3T selama ini," ujar Suko Wijono.
Menurutnya, untuk hasil ujian nasional (UN/Unas) harus segera ditindaklanjuti dengan evaluasi keberhasilan masing-masing daerah. Dengan hasil UN dapat diketahui wilayah mana yang kualitasnya sudah sangat baik, baik, sedang dan kurang.
Terhadap daerah yang sesuai tingkat kualitasnya harus diterapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai kebutuhan.
"Saya kira, Kemendikbud memiliki banyak kiat untuk melakukan terapi yang saya maksudkan," tandas Suko.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Langka! Banjir Menerjang Dataran Tinggi di Malang

Jokowi Ingatkan Perbankan Kucurkan Kredit ke UMKM, Jangan Hanya Beli SBN

Helikopter Militer AS Jatuh di Laut Jepang, 1 Orang Dipastikan Tewas

Piala AFC: Hajar Stallion 5-2, Bali United Bertengger di Posisi 3 Grup G

Kiper Liverpool Alisson Becker Cedera Panjang

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

Selesai Diperiksa Penyidik, SYL Ngaku Sudah Sampaikan Semua Fakta

Diperiksa soal Dugaan Pemerasan Firli Bahuri, SYL Dicecar 12 Pertanyaan

Lirik Lagu Di Tepian Rindu oleh Davi Siumbing yang Viral di Media Sosial

204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Menkominfo Sebut Bukan Motif Politik

Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata, Jokowi Beberkan Faktanya

Ketidakpastian Global Masih Menghantui, Begini Karakteristiknya

Geledah Rumah di Jakarta, KPK Sita Bukti Dokumen Terkait Kasus Wamenkumham

Ada Gangguan Sinyal di Stasiun Citayam, Perjalanan KRL Tertahan

Lirik Lagu Before You Go dari Lewis Capaldi dan Terjemahannya
1
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo