Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyatakan angka kemiskinan di DKI Jakarta tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Penurunan angka kemiskinan paling banyak disumbangkan dengan adanya ojek berbasis aplikasi yang marak di Jakarta.
Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2015 ada sebanyak 398.920 jiwa atau 3,93 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta. Sedangkan pada September 2014, jumlah penduduk miskin di Jakarta mencapai 412.790 jiwa atau 4,09 persen.
Artinya, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota mengalami penurunan sebanyak 13.870 jiwa atau 0,16 persen dibandingkan September 2014.
Kepala BPS DKI Jakarta, Nyoto Widodo mengatakan penurunan angka kemiskinan dikarenakan lapangan pekerjaan yang disediakan di Jakarta sangat terbuka luas. Sayangnya, lapangan kerja yang terbuka luas tersebut umumnya ada di sektor informal.
“Hanya sayangnya, masih kebanyakan sektor informal yang masih berperan. Seharusnya, sektor-sektor formal harus digenjot supaya penyerapan APBD lebih cepat lagi. Kalau informal kita masih kuat, dan masih berperan banyak,” kata Nyoto di Kantor BPS DKI, Jalan Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Kamis (1/10).
Beberapa sektor informal yang memberikan kontribusi pada penurunan angka kemiskinan di tahun ini adalah banyaknya usaha kuliner dam ojek berbasis aplikasi beroperasi di Jakarta. Bahkan banyak warga Jakarta yang tak bosan-bosannya melakukan wisata kuliner.
Sedangkan untuk transportasi umum, warga Jakarta sudah banyak melirik menggunakan ojek berbasis aplikasi. Selain murah, ojek berbasis aplikasi ini menawarkan keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Kuliner itu kan informal. Usaha kuliner di Jakarta itu nggak pernah sepi. Begitu juga dengan ojek berbasis aplikasi, barangkali itu juga berpengaruh. Walaupun katanya dimasalahkan. Tapi secara ekonomi keberadaan ojek tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta,” ujarnya.
Selain dapat menampung ratusan tukang ojek, ojek berbasis aplikasi ini termasuk ekonomi kerakyatan yang tidak berpengaruh pada naiknya nilai dolar Amerika Serikat. Serta tidak terpengaruh pada krisis global.
“Berapa banyak orang yang tertampung disitu. Ojek berbasis aplikasi itu ekonomi kerakyatan. Itu tidak berpengaruh pada naiknya dolar. Juga tidak terpengaruh krisis global,” ungkapnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini