Sempat Dihapus, TIK Kembali Diajarkan pada 2019

Jakarta - Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sempat dihapus ketika pemerintah menerapkan kurikulum 2013 (K-13). Penghapusan tersebut menyisakan masalah baru. Salah satunya, siswa tidak dibiasakan berpikir kreatif sehingga tidak siap menyambut era digital.
Menyikapi situasi tersebut, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kuskurbuk) Kemdikbud, Awaluddin Tjalla mengatakan, pada 2019 mendatang, mata pelajaran TIK akan kembali diterapkan di sekolah. Namun, berganti nama menjadi informatika yang akan diajarkan pada jenjang SMP dengan waktu dua jam pelajaran per pekan. Sedangkan untuk SMA akan dimasukkan pilihan dengan porsi hingga tiga jam per pekan.
Menurut Awaluddin, selain berganti nama, konsep mapel informatika berbeda dengan mapel TIK. Namun, tetap ada beberapa hal yang masih berkesinambungan yang diadopsi dari mapel TIK. "Nanti TIK akan kembali diterapkan tahun depan," kata Awaluddin pada Seminar Nasional Guru TIK se-Indonesia, di Gedung PGRI, Sabtu(1/9).
Awaluddin menyebutkan, dalam muatan Informatika ada lima cakupan materi yang menunjang kompetensi siswa era digital ini, yakni; teknik komputer, jaringan komputer atau internet, analisis data, dampak sosial informatika, hingga pemrograman.
Untuk itu, dalam mengajarkan Informatika, Awaluddin menyebutkan, membutuhkan guru yang linier agar informatika dapat disampaikan dengan tepat dan baik. Untuk itu, Kemdikbud akan melakukan kajian pada kompetensi dasar, divalidasi, uji coba, dan penyamaan presepsi antara akademisi dengan guru.
"Saat ini kalau ada laporan dari lapangan yang masih jadi ganjalan belum sinkronnya konten buku dan kompetensi dasar. Bagaimana strategi pembelajarannya, karena informasi di buku oleh guru berkompetensi baik dalam menahami pembelajarannya,"terangnya.
Awaluddin juga mengatakan, kembali masuk kurikulum, tentu ada tantangan yakni guru. Pasalnya, total guru TIK secara keseluruhan hanya 40.000 orang. Dan dari jumlah tersebut yang bersertifikasi serta linier jalur kuliahnya hanya sekitar 20.000 orang. Meski begitu, ia mengatakan, Kemdikbud akan menyiapkan dokumen implementasi.
Sementara itu, pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan, TIK kembali masuk kurikulum dengan nama baru, Informatika tidak hanya sekedar ganti nama. Dalam hal ini, Indra berharap ada peningkatan materi dari sebelumnya.
Indra menegaskan, di era Revolusi Industri 4.0 ini, TIK menjadi salah satu yang sangat dibutuhkan. Anak-anak harus dbiasakan sejak dini belajar Informatika dengan mempelajari computational thinking dengan materi STEM Computer Science or Coding Computer Programming.
Indra menuturkan, adanya pembelajaran pemrograman mendorong anak berpikir kreatif, memecahkan masalah dan menciptakan hal yang baru sesuai dengan kebutuhan penduduk digital saat ini.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Airlangga: Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Kunci Turunkan Emisi Karbon

Aksi Viral di Medsos, 5 Pelaku Begal di Deli Serdang Ditangkap Polisi

Wendi Cagur Berani Pijat Kretek, Mengaku Sering Nyeri Pada Persendiannya

Minat Belanja Elektronik Saat Libur Nataru Tinggi

Prabowo Masih Aktif di Kantor, Belum Ambil Cuti di Hari Kedua Masa Kampanye Pilpres

Tindakan KPK dalam Kasus Firli, Potensi Peningkatan Kepercayaan Masyarakat

Denny Sumargo Pilih Pijat Kretek Jadi Terapinya, Lama Tak Main Basket Tubuhnya Merasa Kaku

Sesi Siang Perdagangan Rabu 29 November 2023, IHSG Turun ke 7.038

Dilantik Jadi Kasad Baru, Letjen Maruli Simanjuntak Punya Harta Rp 52,88 Miliar

Sudah Diberhentikan, Firli Bahuri Tak Lagi Dapat Pengawalan

Era Digital, 90% Transaksi BCA Dilakukan Lewat Mobile dan Internet Banking

Pendaftar Haji 2024 di Jawa Timur Sudah Mencapai Lebih dari 1 Juta Orang

Liga Champions: Prediksi Benfica vs Inter, Kiper Keturunan Indonesia Debut untuk Nerazzurri

Tiongkok Mulai Ditinggalkan, Produsen iPhone Foxconn Investasi Rp 23,1 Triliun di India

Jumat, Polda Metro Jaya Panggil Aiman soal Oknum Aparat Tak Netral
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo