10 Negara Dukung Kepemimpinan Guaido

Cararacas - Sekitar 10 negara telah mengakui kepemimpinan Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela yang baru menggantikan Nicolas Maduro. Sebaliknya, dukungan terhadap Maduro hanya datang dari lima negara sekutunya.
Kesepuluh negara yang mendukung Guaido adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Brasil, Chile, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Australia dan Israel. Sedangkan kepemimpinan Maduro didukung sekutu dekat Venezuela, yakni Rusia, Turki, Tiongkok, Meksiko dan Bolivia.
Pengakuan terbaru atas kepemimpinan Guaido datang dari Pemerintah Australia, pada Senin (28/1). Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan dukungan itu selaras dengan konstitusi Venezuela dan mendesak pemilihan umum ulang segera digelar di negara itu.
"Australia menyerukan transisi menuju demokrasi di Venezuela sesegera mungkin," kata Payne dalam rilis resmi negara tersebut, Senin (28/1).
Selain itu, Australia mendukung seruan Grup Lima agar Nicolas Maduro tak menduduki posisi kursi kepresidenan. Payne juga menjelaskan pihaknya mendesak agar semua pihak bekerja secara konstruktif menuju penyelesaian damai di Venezuela.
Sebelumnya pada Minggu (27/1), Israel juga secara resmi mengakui Ketua Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden. Pengakuan tersebut, disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Negara-negara Eropa juga menyatakan dukungan kepada Guaido dengan catatan jika Presiden Nicholas Maduro tak segera mengambil langkah mengadakan pemilihan umum darurat dalam waktu delapan hari ke depan.
Indonesia sejauh ini belum membuat keputusan apakah mendukung Guaido ataukah tidak. Namun Pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Venezuela mendengar suara rakyatnya di tengah krisis politik menyusul perebutan kekuasaan antara Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, dan Presiden Nicolas Maduro sebagai pemimpin sah negara tersebut.
"Dengan rasa hormat sepenuhnya terhadap kedaulatan Venezuela dan tanpa niat untuk mencampuri urusan dalam negerinya, penting untuk memastikan bahwa suara rakyat harus didengar oleh semua pihak," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, melalui situs resminya pada Sabtu (26/1).
Pemerintah Indonesia merilis pernyataan itu untuk menanggapi krisis politik Venezuela yang kian pelik terutama setelah Guaido mendeklarasikan diri secara sepihak sebagai pemimpin interim negara Amerika Selatan itu dan menentang kepemimpinan Maduro.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Prabowo Masih Aktif di Kantor, Belum Ambil Cuti di Hari Kedua Masa Kampanye Pilpres

Tindakan KPK dalam Kasus Firli, Potensi Peningkatan Kepercayaan Masyarakat

Denny Sumargo Pilih Pijat Kretek Jadi Terapinya, Lama Tak Main Basket Tubuhnya Merasa Kaku

Sesi Siang Perdagangan Rabu 29 November 2023, IHSG Turun ke 7.038

Dilantik Jadi Kasad Baru, Letjen Maruli Simanjuntak Punya Harta Rp 52,88 Miliar

Sudah Diberhentikan, Firli Bahuri Tak Lagi Dapat Pengawalan

Era Digital, 90% Transaksi BCA Dilakukan Lewat Mobile dan Internet Banking

Pendaftar Haji 2024 di Jawa Timur Sudah Mencapai Lebih dari 1 Juta Orang

Liga Champions: Prediksi Benfica vs Inter, Kiper Keturunan Indonesia Debut untuk Nerazzurri

Tiongkok Mulai Ditinggalkan, Produsen iPhone Foxconn Investasi Rp 23,1 Triliun di India

Jumat, Polda Metro Jaya Panggil Aiman soal Oknum Aparat Tak Netral

Lagi-lagi Tak Kampanye, Gibran Pilih Hadiri Upacara di Balai Kota Solo

Masa Kampanye Pemilu 2024, Bupati Sleman Minta ASN Sleman Hati-hati Gunakan Medsos

Bareskrim Polri Temukan Dugaan Kebocoran Data Pemilih di Situs KPU

Prediksi Liga Champions Galatasaray vs MU: Partai Hidup Mati Setan Merah di Istanbul
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo