Kunjungi Pulau Lantigiang, Gubernur Sulsel: Tidak Mungkin Bisa Diperjualbelikan

Penulis: Ifan Ahmad | Editor: B1
Rabu, 3 Februari 2021 | 17:28 WIB
Pulau Lantigiang yang berada di Taman Nasional Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Pulau Lantigiang yang berada di Taman Nasional Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Istimewa)

Makassar, Beritasatu.com - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah melakukan peninjauan langsung ke Pulau Lantigiang, usai menerima laporan bahwa pulau yang berada di Taman Nasional Takabonerate Kepulauan Selayar ini diperjualbelikan.

Nurdin Abdullah didampingi oleh Bupati Selayar, Muhammad Basli Ali dengan menggunakan helikopter meninjau langsung pulau tersebut, Rabu (3/2/2021).

Pulau ini secara administrasi berada di wilayah Desa Jinato. Dengan luas pulau sekitar 5,6 hehktare. Nurdin menyebutkan bahwa pulaunya memiliki atol yang menarik.

Pulau didominasi oleh tumbuhan jenis cemara laut, santigi pasir, dan ketapang. Juga menjadi tempat bertelur satwa luar dilindungi jenis penyu.

"Jadi, saya kira pulaunya sendiri tidak akan mungkin untuk dibeli oleh siapa pun. Karena sudah menjadi kawasan nasional," kata Nurdin Abdullah.

Ia menjelaskan ada warga masyarakat Selayar menikah dengan orang Jerman. Kemudian mencoba melakukan negosiasi pembelian dengan kepala desa.

Ia menegaskan bahwa pulau ini telah kembali secara utuh dan sekarang dalam proses hukum. Terdapat rencana bahwa pulau tersebut akan dibangun resort di atas atol.

"Saya kira soal pulau kita, insyaallah itu tidak akan mungkin bisa diperjual-belikan. Dan kepada seluruh masyarakat, saya berharap Taman Nasional Takabonerate ini adalah kawasan strategis yang tentu kita lindungi," tegasnya.

Lebih lanjut Nurdin Abdullah mengatakan, bahwa Bupati Selayar telah mengambil langkah-langkah dan sekarang kasusnya ditangani pihak kepolisian. Transaksi awal yang dilakukan adalah dengan panjar Rp 10 juta dari dugaan penjualan pulau seharga Rp 900 juta.

"Pulaunya sendiri tidak jadi (dijual,red). Karena memang baru panjar Rp 10 juta. Dan tidak akan mungkin ada aparatur pemerintah yang bisa membuat transaksi itu. Makanya, saya datang ke sana memastikan," katanya.

Nurdin menegaskan Pulau Lantigiang masih alami, dan membantah dimiliki oleh warga yang mengklaim memiliki pulau tersebut. Warga mengklaim lahan dengan dasar telah menanam pohon kelapa di sana.

"Tadi mengecek itu masih alami, tidak ada sentuhan-sentuhan manusia. Kalau ada yang mengatakan mereka turun temurun, (punya) kelapa dan sebagainya, itu tidak ada," ujarnya.

Selain mengunjungi Pulau Lantigiang, Nurdin juga melakukan kunjungan ke Pulau Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan bandara, sebagai infrastruktur pendukung pariwisata.

"Kami juga mengunjungi Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan bandara karena memang terdapat atol terbesar ketiga dunia, itu ada di Taka Bonerate. Itu akses menuju ke Taman Nasional. Ini luar biasa taman nasional kita. Saya berharap pembangunan bandara yang sudah dilakukan sebelumnya, itu akan kita lanjutkan," pungkasnya



Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA TERKINI

Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon