Operasi Penyelamatan KRI Nanggala 402 Diakhiri

Jakarta, Beritasatu.com – Upaya penyelamatan KRI Nanggala 402 berupa pengangkatan puing kapal selam, diakhiri. Rapat koordinasi pengakhiran Operasi Salvage KRI Nanggala 402 digelar di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Bagian-bagian kapal yang tak terangkat tetap berada di dasar laut.
Istilah salvage dalam UU Nomor 17 Tahun 2008 tantang Pelayaran adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan atau muatannya yang mengalami kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka kapal atau rintangan bawah air atau benda lainnya.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/6/2021), tidak ada rencana untuk melanjutkan upaya pencarian setelah kerja sama dengan Tiongkok berakhir.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak ketika latihan peluncuran torpedo di perairan Bali, tanggal 21 April 2021 dini hari.
Pencarian dilakukan dengan mengerahkan 21 KRI dengan 400 personel serta satu helikopter. Termasuk di dalamnya adalah KRI Rigel dan kapal selam KRI Alugoro. Tak ketinggalan Kapal Basarnas dan empat Kapal Polri ikut serta mencari.
Bahkan, negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura, Australia, Malaysia, dan India, turut memberikan bantuan setelah Indonesia mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison Officer (ISMERLO), sebuah organisasi yang mengoordinasikan operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional.

Pada tanggal 24 April 2021 status KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam. Tim pencari menemukan sejumlah serpihan dari kapal.
Sehari kemudian, atau pada 25 April 2021, akhirnya bangkai kapal dengan 53 awak tersebut terdeteksi di kedalaman 839 meter di bawah permukaan laut dalam keadaan terbelah tiga bagian. Seluruh awak dinyatakan gugur.
Setelah itu barulah digelar operasi penyelamatan atau salvage. Kapal-kapal pencarian mundur.
Dalam operasi penyelamatan ini pihak Indonesia bekerja sama dengn Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Angkatan Laut RRT atau yang disebut Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People Liberation Army Navy/PLA Navy) mengirimkan tiga kapal.
PLA Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PLA Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863, dan Research Vessel (R/V) Tan Suo Er Hao terlibat dalam Operasi Salvage KRI Nanggala 402.
Pihak TNI AL mengerahkan enam kapal perang, di antaranya KRI Rigel-963, KRI Yos Sudarso-353, KRI Hasan Basri-382, KRI Teluk Banten-516, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Soputan-923.

Kapal Timas DSV 1201 dari SKK Migas pun disiapkan untuk mengangkat bangkai kapal selam yang total berbobot sekitar 1.400 ton. Namun upaya pengangkatan tampaknya tak membuahkan hasil hingga operasi ini berakhir.
Dinas Penerangan TNI AL dalam keterangan resminya, Rabu (2/6/2021), menyebutkan, rapat koordinasi pengakhiran Operasi Salvage KRI Nanggala 402 dihadiri antara lain oleh Atase Pertahanan RRT untuk Indonesia, Senior Kolonel Chen Yongjing dan Wakil Atase Pertahanan RRT Kolonel Zheng Yuanyuan.
Pada kesempatan itu TNI AL menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan PLA Navy yang disampaikan Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya.
I Gung Putu Alit Jaya selaku Komandan Gugus Tugas mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.
I Gung Putu Alit Jaya menyadari bahwa Operasi Salvage KRI Nanggala 402 di kedalaman 839 meter bukanlah hal yang mudah dan memiliki tingkat risiko serta kesulitan yang sangat tinggi.
Selama pelaksanaan operasi penyelamatan ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali dan berhasil mengangkat material-material penting yang merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim.

Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili Pemerintah RRT menyampaikan, selama lebih kurang satu bulan PLA Navy dan TNI AL telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik.
Tim berupaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya dokumentasi berupa foto dan video dan juga mengangkat sebagian bagian dari KRI Nanggala yang semua sudah diserahterimakan kepada pihak Indonesia.
Hingga rapat koordinasi pengakhiran operasi tersebut, bangkai kapal selam yang terbelah tiga belum berhasil diangkat karena sangat berat. "Penyelamatan sudah selesai," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono kepada Reuters, Rabu (2/6/2021) sambil menambahkan bahwa bagian-bagian kapal tetap berada di dasar laut.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Selalu Unggul di Lembaga Survei, Prabowo-Gibran Dinilai Bukan Dinasti Politik

Syed Modi India International: Semua Wakil Indonesia Lolos

Bosan Jadi Artis, Billy Syahputra Ingin Dagang Seblak

Rosan Roeslani Umumkan Otto Hasibuan Masuk TKN Prabowo-Gibran

Istigasah Sebelum Kampanye Pemilu 2024, Mardiono: Momen Wujudkan Kembalinya Kejayaan PPP

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Saksikan Final Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Solo

Kemendag Siap Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Gresik

Apindo Akan Buat Daftar Produk Terkait Israel

Situs KPU Dibobol, 204 Juta Data Pemilih Bocor dan Dijual Peretas

Apindo Jabar Sayangkan Masih Ada Pejabat Daerah Naikkan Upah di Atas 16%


Kalah Adu Penalti Lawan Jerman, Pelatih Argentina: Namanya Untung-untungan

KPK dan Polda Metro Jalin Koordinasi untuk Pemeriksaan SYL Cs Besok

Atap Gedung SDN di Kebumen Ambruk Akibat Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Kasus Korupsi SYL, Politikus PDIP Vita Ervina Dicecar 28 Pertanyaan oleh KPK
1
Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang 2 Hari
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo