Yerusalem, Beritasatu.com - Israel pada Minggu (20/6/2021) waktu setempat menyatakan, pihaknya akan mengizinkan ekspor terbatas produk pertanian dari Gaza. Hal itu diumumkan, setelah satu bulan gencatan senjata dengan penguasa Gaza, kelompok Hamas yang mengakhiri konflik 11 hari.
Gaza merupakan wilayah Mediterania yang ramai, dan rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina, telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.
Pembatasan ekstra sejak kekerasan intens bulan lalu membuat para petani Gaza tidak dapat mengekspor hasil pertanian mereka seperti biasa, membuat terjadinya kelebihan produksi seperti tomat dan stroberi yang menyebabkan harga jatuh.
"Ekspor terbatas hasil pertanian dari Jalur Gaza akan dimulai pada Senin,” demikian pernyataan COGAT, badan militer Israel yang mengelola urusan sipil di wilayah Palestina.
Ditambahkan, tindakan ini telah disetujui oleh eselon politik, namun bergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan.
Hasil pertanian akan diizinkan keluar dari Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom.
Gencatan senjata yang mengakhiri 11 hari serangan udara oleh Israel dan roket yang ditembakkan dari Gaza mulai berlaku pada 21 Mei 2021 lalu.
Menurut otoritas di Gaza, konflik ini telah menewaskan 260 orang Palestina termasuk anggota kelompok Hamas.
Dari kubu Israel, 13 orang tewas termasuk seorang tentara akibat serangan roket dari Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi pelanggaran gencatan senjata, di mana militan Palestina menyalakan balon abi dan telah memicu kebakaran di lahan pertanian Israel. Negara Yahudi itu menanggapi dengan melakukan serangan udara.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: AFP