Kosmetika untuk Segmen Berukuran Plus Semakin Diterima Masyarakat Indonesia

Penulis: Kunradus Aliandu | Editor: B1
Selasa, 27 Juli 2021 | 22:59 WIB
brand kosmetik kecantikan Fat Panda
brand kosmetik kecantikan Fat Panda (ist)

Jakarta, Beritasatu.com - Hingga saat ini, masih terjadi perdebatan terkait standar kecantikan di masyarakat. Diantaranya masih ada masyarakat yang berpegang pada stigma dan anggapan bahwa kecantikan itu identik dengan putih, mulus, tinggi, dan langsing. Akibatnya, banyak pihak membanding-mandingkan bentuk fisiknya seseorang, memarginalkan perempuan dengan ukuran tertentu dan paling parah melakukan bullying.

Hal ini membuat kampanye body positivity semakin marak. Pertama kali berkembang pada 1960-an di Amerika Serikat, sementara di Indonesia sendiri baru berkembang sejak tahun 2012. Tujuannya untuk memberdayakan wanita agar menerima tubuh dan fisik mereka sehingga dapat melepaskan diri dari rasa malu yang terkait dengan stereotip obesitas.

Sebagai gerakan sosial, kampanye ini berusaha membantu orang memahami bagaimana media sosial dan pesan-pesannya memengaruhi cara kita memandang tubuh kita. Harapannya, semua orang dapat memiliki hubungan yang lebih sehat dengan dirinya sendiri.

Body positivity, atau singkatnya merupakan penerimaan setiap perubahan tubuh mulai dari bentuk, ukuran, hingga kemampuan tubuh seiring bertambahnya usia. Dan, yang perlu digaris-bawahi, body positivity bukanlah legitimasi untuk tidak perduli dan merawat diri agar menjadi lebih baik, namun lebih kepada mengetahui kapasitas dan kebutuhan diri sendiri.

Berkat kampanye body positivity yang digalakkan baik oleh artis, selebgram, hingga penyanyi ternama beberapa tahun belakangan yang belakangan ini ada sesuatu yang unik yang membentuk persepsi masyarakat tentang standar kecantikan tubuh perempuan, yang tidak lagi berpegang pada standar konvensional seperti harus kurus dan tinggi. Bahkan, saat ini sudah ada brand skincare lokal yang menawarkan solusi pilihan khusus untuk perempuan berukuran plus di Indonesia, atau bisa dibilang satu satunya merek skincare yang memposisikan diri di segmen ini, namanya Fat Panda.

Fat Panda percaya bahwa produk mereka bisa meningkatkan kepercayaan diri wanita terutama bagi mereka yang istimewa dan memiliki keunikannya masing-masing. Mereka ingin menunjukkan kepada industri kecantikan bahwa keindahan wanita bukan dilihat dari standar kecantikan, melainkan bagaimana ia sebagai wanita merawat kulitnya.

"Masih ada pandangan atau keyakinan yang terkadang penuh mental blocking wanita pluz size, yang menurunkan kepercayaan diri mereka dan mempenjarakan diri mereka kepada satu stigma negative. Pada dasarnya, setiap wanita plus size adalah wanita autentik atau seseorang yang penuh kepercayaan diri, bahagia dan penuh kebebasan, serta bersosialisasi tinggi. Jadi brand kami ingin menghapus stigma negatif terhadap pandangan fisik dan melekatkan prepektif positif kepada seluruh wanita pluz size. Cantik tidak selalu berkorelasi dengan tubuh atau fisik yang ramping, dan sesunguhnya cantik merupakan suatu inerbeauty menarik dengan penuh kepercayaan diri untuk dapat bebas berekspresi," kata Hengky Budiman, selaku founder Fat Panda dan juga pemilik perusahaan startup berbasis aplikasi mobile on demand services di Indonesia.

Fat Panda sendiri hadir dengan komitmen untuk mendukung body positivity dan meningkatkan kepercayaan diri melalui kulit yang cantik, bersinar, serta terawat, melalui serangkaian produk skincare rutin yang dapat menjadi solusi permasalahan kulit wajah wanita Indonesia. Fat Panda ingin mengajak wanita plus size untuk mengucapkan 'Selamat Tinggal' stereotip 'ideal' yang sering kita lihat dan dengar.

Peluang Bisnis

Hal lain yang juga turut mendorong peluang bisnis kosmetik untuk segmen plus size adalah kanal digital termasuk juga media sosial. Menurut prediksi dari Credence Research, ada sebuh tren positif, terutama di kanal penjualan online. Diperkirakan penjualan digital produk plus size melalui website, situs belanja online, ataupun media sosial akan mengalami pertumbuhan tertinggi dalam periode 2018-2026. Alhasil, pasar kosmetik secara keseluruhan turut terkerek akibat dari tren body positivity ini, bahkan di tengah pandemi sekalipun.

Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK Indonesia) memproyeksikan penjualan kosmetik tahun 2021 ini akan bertumbuh pada kisaran 7%. Hal ini didukung penelitian Euromonitor yang mengatakan pasar kecantikan dan perawatan diri di Indonesia diperkirakan tumbuh mencapai US$ 8,46 miliar pada 2022, tumbuh dari US$ 6,03 miliar pada 2019, yang didorong setidaknya 3 faktor: usia rata-rata masyarakat Indonesia saat ini yang tergolong muda, sekitar 28 tahun; pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industry serta peranan media sosial yang turut berkontribusi besar.

Hengky menambahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada sekitar 25,8% dari jumlah penduduk perempuan di Indonesia dalam katagorie plus size, atau sekitar 19 juta penduduk. Dengan begitu, ini bisa dikatakan, potensi pasar plus size sebenarnya masih sangat besar.

Saat industri kecantikan global maupun nasional ramai–ramai membicarakan tentang revolusi inklusif, setiap wajah harus memiliki tempat. Bagi perempuan berukuran plus, sama dengan perempuan berukuran lainnya, riasan sangat memungkinkan mereka untuk menceritakan kisah mereka sendiri dengan cara mereka sendiri. Kosmetik bisa dan telah membantu mengenalkan diri mereka, mengekspresikan diri lewat kreativitas warna dan kilau. Dengan mewakili mereka dengan lebih baik, industri kosmetik bisa menegaskan bahwa mereka ada untuk siapa saja yang ingin berpartisipasi.



Bagikan

BERITA TERKINI

Efisiensi Energi Taiwan Peringkat 2 di Asia

Efisiensi Energi Taiwan Peringkat 2 di Asia

INTERNASIONAL 2 jam yang lalu
Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon