Seniman: Mural, Sebuah Pesan Moral Gambarkan Situasi Bangsa
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 21:13 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Seniman asal Fakfak, Papua Barat, Fauzan Musaad menilai, mural berupa tulisan besar "Tuhan Kami Lapar" dan gambar Presiden Jokowi 404:Not Found di wilayah Batuceper, Kota Tangerang, merupakan pesan baik visual untuk menggambarkan situasi bangsa. Hal itu merupakan ungkapan atau curahan hati para seniman dalam menyampaikan pesan moralnya.
Menurutnya, karya seni mural merupakan sebuah seni pesan yang digambarkan di ruang publik. Karya-karya yang lahir di ruang publik adalah bentuk pesan moral serta kritikan tentang apa yang dirasakan, dilihat dan didengar seorang seniman. Ia menilai wajar saja seorang seniman memberikan pesan atau ungkapan kepada pimpinan agar pimpinan negara lebih memperhatikan kepada masyarakat kecil.
"Kalau dilihat dari lukisan mural tersebut adalah sebuah pesan kritik terhadap pemerintah agar dapat mengambil langkah cepat dalam mengatasi situasi yang terjadi di suatu negeri. Baik terkait ekonomi, pelanggaran hukum, mengatasi wabah pandemi yang melanda bangsa serta berita-berita yang beredar di media sosial yang membuat rakyat ketakutan," katanya kepada Beritasatu.com, Sabtu (14/8/2021).
Untuk itu seni adalah sebuah pesan yang menjadi representasi agar pemerintah cepat mengambil sebuah tindakan yang bisa meredakan ekonomi masyarakat, karena seorang seniman hanya bisa menyampaikan dalam bentuk visual.
"Terkait karya seni yang ditutup karena merasa menghina presiden sebenarnya tidak bisa diangkat ke jalur hukum. Bisa saja visual tersebut sebagai pesan baik untuk bangsa. Mural yang tengah ramai itu kan warga lapar itu wajar dan tak ada masalah, kecuali memang ujaran kebencian yang menghina," ungkap Fauzan yang berprofesi sebagai pelukis.
Diakui, mural memang berada di ruang publik dan bisa juga di dalam ruangan agar dilihat secara umum. Mural tersebut menggambarkan bahwa seniman tidak diperhatikan pemerintah khususnya di masa pandemi ini karena wabah. Pemerintah seharusnya lebih mampu menangkap pesan yang terkandung di dalamnya, bukan justru memberangus dan menangkap pelaku mural tersebut.
"Untuk mural yang melakukan kritik di ruang pameran dan selama visual tersebut mengkritisi sebuah kebaikan, maka sah sah saja dan tak ada masalah. Yang penting jangan karya tersebut melecehkan objek tersebut," tutup Fauzan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Bobol Situs KPU, Jimbo Jual Data Pemilih Seharga Rp 1,2 Miliar

Komisi III DPR Yakin Polda Metro Jaya Siap Hadapi Praperadilan Firli

Selalu Unggul di Lembaga Survei, Prabowo-Gibran Dinilai Bukan Dinasti Politik

Syed Modi India International: Semua Wakil Indonesia Lolos

Bosan Jadi Artis, Billy Syahputra Ingin Dagang Seblak

Rosan Roeslani Umumkan Otto Hasibuan Masuk TKN Prabowo-Gibran

Istigasah Sebelum Kampanye Pemilu 2024, Mardiono: Momen Wujudkan Kembalinya Kejayaan PPP

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Saksikan Final Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Solo

Kemendag Siap Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Gresik

Apindo Akan Buat Daftar Produk Terkait Israel

Situs KPU Dibobol, 204 Juta Data Pemilih Bocor dan Dijual Peretas

Apindo Jabar Sayangkan Masih Ada Pejabat Daerah Naikkan Upah di Atas 16%


Kalah Adu Penalti Lawan Jerman, Pelatih Argentina: Namanya Untung-untungan

KPK dan Polda Metro Jalin Koordinasi untuk Pemeriksaan SYL Cs Besok
1
Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang 2 Hari
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo