Ramallah, Beritasatu.com- Satu jajak pendapat baru menemukan bahwa hampir 80% warga Palestina ingin Presiden Mahmoud Abbas mengundurkan diri. Seperti dilaporkan AP, Rabu (22/9/2021), temuan itu mencerminkan kemarahan yang meluas atas kematian seorang aktivis Palestina dalam tahanan pasukan keamanan dan tindakan keras terhadap protes selama musim panas.
Survei yang dirilis Selasa (21/9) menemukan dukungan untuk saingan Hamas, yakni Abbas tetap tinggi beberapa bulan setelah perang Gaza 11 hari pada bulan Mei. Saat itu, kelompok milisi Islam secara luas dilihat oleh orang-orang Palestina telah mencetak kemenangan melawan Israel yang jauh lebih kuat sementara Abbas yang didukung Barat dikesampingkan.
Jajak pendapat terbaru oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menemukan bahwa 45% orang Palestina percaya bahwa Hamas harus memimpin dan mewakili mereka. Sementara hanya 19% yang mengatakan bahwa Fatah yang merupakan faksi sekuler Abbas pantas mendapatkan peran itu. Temuan menunjukkan hanya sedikit perubahan yang mendukung Fatah dari kekuasaan tiga bulan terakhir.
“Ini adalah jajak pendapat terburuk yang pernah kami lihat untuk presiden. Dia tidak pernah berada dalam posisi seburuk hari ini,” kata Khalil Shikaki, kepala pusat tersebut, yang telah mensurvei opini publik Palestina selama lebih dari dua dekade.
Terlepas dari popularitas yang menurun dan penolakan Abbas untuk mengadakan pemilihan, masyarakat internasional masih memandang Abbas yang berusia 85 tahun sebagai pemimpin perjuangan Palestina dan mitra penting dalam proses perdamaian dengan Israel, yang terhenti lebih dari satu dekade lalu.
Otoritas Palestina (PA) Abbas mengelola bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki di bawah perjanjian sementara yang ditandatangani dengan Israel pada puncak proses perdamaian pada 1990-an. Hamas mengusir pasukan Abbas dari Gaza ketika merebut kekuasaan di sana pada 2007, setahun setelah memenangkan pemilihan parlemen.
Kesengsaraan terbaru Abbas dimulai pada bulan April, ketika dia membatalkan pemilihan Palestina pertama dalam 15 tahun karena Fatah tampaknya menuju kekalahan memalukan lainnya. Popularitas Hamas melonjak pada bulan berikutnya di tengah protes di Yerusalem dan perang Gaza, karena banyak warga Palestina menuduh PA tidak melakukan apa pun untuk membantu perjuangan mereka melawan pendudukan Israel.
Kematian Nizar Banat, seorang pengkritik keras PA yang meninggal setelah dipukuli oleh pasukan keamanan Palestina selama penangkapan larut malam pada bulan Juni. Kejadian itu memicu protes di Tepi Barat yang diduduki yang menyerukan agar Abbas mengundurkan diri.
Ditemukan bahwa 63% warga Palestina berpikir Banat dibunuh atas perintah para pemimpin politik atau keamanan PA, dengan hanya 22 % percaya itu adalah kesalahan.
Baru-baru ini, PA mengumumkan bahwa 14 pejabat keamanan yang ambil bagian dalam penangkapan itu akan diadili. Enam puluh sembilan persen dari mereka yang disurvei merasa itu adalah respons yang tidak memadai.
Jajak pendapat tersebut menemukan sekitar 63% warga Palestina mendukung demonstrasi yang pecah setelah kematian Banat. Sementara 74% percaya penangkapan demonstran oleh PA adalah pelanggaran kebebasan dan hak-hak sipil.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com