Bogor, Beritasatu.com - Badan Pengelola Transportasi Jaboderabek (BPTJ) menyebut program buy the service (BTS) Kota Bogor menjadi percontohan (pilot project) skema transportasi publik terintegrasi di Bodetabek.
Kepala BPTJ Polana B Pramesti menyebutkan bahwa program subsidi untuk pengembangan angkutan umum massal di wilayah Bodetabek telah menjadi perhatian BPTJ sejak lama.
Namun baru pada 2021 program tersebut dapat direalisasikan dengan Kota Bogor sebagai pilot project di Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Bodetabek).
“Subsidi diberikan dalam bentuk skema buy the service (BTS), di mana berbagai tahapan harus dilakukan sebelum skema ini dapat diterapkan,” katanya, Senin (1/11/2021).
Ia menambahkan, Kota Bogor diputuskan sebagai penerima subsidi karena memiliki komitmen untuk pembenahan transportasi perkotaan di wilayahnya, serta mendapat dukungan dari legislatif.
Tahap awal implementasi skema BTS adalah pemilihan operator layanan yang dilakukan melalui proses pelelangan.
Polana menegaskan, operator yang memenangi lelang ini harus mampu menyiapkan dan menyelenggarakan layanan dengan standar pelayanan BRT di mana kemudian biaya operasionalnya dibeli/dibayar sebagai subdisi dari pemerintah pusat.
Terpilih sebagai operator melalui proses tender yakni BUMD asal Kota Bogor, Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), yang melakukan kerja sama dengan PT Kodjari Tata Angkutan dan Lorena.
Polana menuturkan, standar pelayanan BRT yang harus dipenuhi operator layanan ini meliputi berbagai aspek seperti keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan pelayanan.
“Sederhananya, layanan BRT ini seperti halnya layanan Transjakarta yang ada di DKI Jakarta. Hanya bedanya untuk di Kota Bogor belum memungkinkan menggunakan lajur khusus,” ujar Polana.
Sejauh ini, kata dia, di wilayah Jabodetabek baru DKI Jakarta saja yang mampu menyelenggarakan layanan angkutan umum massal dengan konsep BRT yang berkelanjutan.
Sementara untuk wilayah Bodetabek belum mampu menyelenggarakan karena umumnya alasan pembiayaan yang tinggi.
Ia berharap dengan adanya layanan angkutan umum massal dengan konsep BRT ini akan mendorong masyarakat Kota Bogor untuk memilih menggunakan angkutan umum massal.
“Sebab itu selain keharusan pemenuhan standar layanan, kami juga memberikan dukungan aplikasi digital untuk kemudahan pelayanan bagi masyarakat,” jelas Polana.
Lebih lanjut ia menjelaskan, aplikasi digital dengan nama BISKITA tersebut dapat diunggah melalui aplikasi Playstore pada gadget yang berbasis Android.
Melalui aplikasi ini, dapat diakses informasi layanan terutama untuk mengetahui headway atau jarak kedatangan maupun keberangkatan bus.
Selain itu layanan BISKITA juga memiliki akun media sosial tersendiri @biskita.id untuk semakin memudahkan masyarakat pengguna untuk menjangkau informasi terbaru yang dibutuhkan.
Pelibatan teknologi digital juga dilakukan dengan pemasangan berbagai peralatan berbasis internet (Internet of Things) IOT seperti passenger counting, GPS tracking dan kamera surveilans pada setiap unit bus, yang berguna untuk mendukung aspek monitoring, pengawasan, dan keselamatan.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com