Dhaka, Beritasatu.com- Beximco, produsen obat Bangladesh akan segera mulai menjual pil Anticovid-19 Merck versi generik pertama di dunia, molnupiravir. Seperti dilaporkan Reuters, Selasa (9/11/2021), pil Merck disebut-sebut sebagai potensi pengubah permainan dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Beximco Pharmaceuticals pertama-tama akan menjual molnupiravir generik di Bangladesh sebelum mempertimbangkan ekspor berdasarkan persetujuan peraturan global, katanya pada Selasa (9 November). Versi generik telah menerima otorisasi penggunaan darurat dari regulator obat Bangladesh.
Obat generik seperti Beximco adalah versi obat bermerek yang lebih murah dan membantu memperluas akses ke perawatan di negara-negara miskin.
Molnupiravir, yang dikembangkan oleh Merck dan Ridgeback Biotherapeutics, menerima persetujuan peraturan pertama secara global di Inggris pada minggu lalu. Molnupiravir sedang dalam tinjauan peraturan di Amerika Serikat dan Eropa.
"Kami percaya (molnupiravir generik) dapat memainkan peran penting dalam memerangi pandemi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana akses ke vaksin terbatas," kata Managing Director Beximco Nazmul Hassan.
Perwakilan Beximco menyatakan obat tersebut akan memiliki harga eceran maksimum 70 taka (US$ 0,82 atau Rp 11.679) per kapsul, atau 2.800 taka (US$33 atau Rp 470.000) untuk paket penuh. Perusahaan sedang berusaha menurunkan harga.
Pemerintah AS membeli 1,7 juta dosis molnupiravir dengan harga US$700 (Rp 9,96 juta) per dosis. Banyak negara Asia memiliki perjanjian untuk membeli obat dengan harga lebih murah.
Sejumlah perusahaan berlomba mengembangkan obat untuk memerangi pandemi selain vaksin. Tetapi hanya sedikit perusahaan yang mengembangkan pil oral yang mudah dicerna.
Molnupiravir telah diawasi ketat sejak data bulan lalu. Data menunjukkan obat itu dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit bagi mereka yang paling berisiko mengalami Covid-19 yang parah. Para ahli memuji hasilnya sebagai terobosan potensial.
Sementara itu, Pfizer menyatakan pekan lalu pil eksperimentalnya memangkas 89% kemungkinan rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko Covid-19 parah. Berita itu mendorong harga saham Pfizer sambil memukul Merck.
Perwakilan Beximco menyatakan perusahaan tidak memiliki perjanjian dengan Merck, tetapi dapat menjual molnupiravir generik di bawah pengabaian aturan kekayaan intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk obat Covid-19 di negara berkembang.
"Beximco tidak dapat mengekspor ke sebagian besar negara Barat karena pengabaian tersebut hanya memungkinkannya untuk menjual obat generik ke negara-negara kurang berkembang yang tidak memiliki skema perlindungan paten," kata juru bicara tersebut.
Merck tidak menanggapi permintaan komentar.
Pembuat obat AS memiliki perjanjian lisensi dengan setidaknya delapan pembuat obat India untuk molnupiravir. Perjanjian itu bertujuan untuk mengubah negara Asia Selatan menjadi pusat manufaktur obat untuk memasok negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Merck juga memiliki kesepakatan lisensi dengan Kelompok Paten Obat-obatan yang didukung PBB untuk memungkinkan lebih banyak perusahaan membuat molnupiravir generik.
Beximco menyatakan tidak memperkirakan penjualan molnupiravir generik untuk secara signifikan meningkatkan pendapatan, mengingat infeksi Covid-19 yang saat ini rendah di Bangladesh, yang bertetangga dengan India.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com