Jakarta, Beritasatu.com - Kata sunat atau sirkumsisi diambil dari bahasa latin, circum (berarti memutar) dan caedere (berarti memotong). Selain karena keyakinan agama, sunat dilakukan dengan alasan untuk kebersihan dan kesehatan.
Sunat sendiri adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat atau memotong preputium (bagian kulit penis yang menutupi glans atau kepala penis).
Mengutip jurnal yang dipublikasikan oleh Saudi Urological Association, sekitar 30% laki-laki di dunia dan 35% laki-laki di negara berkembang telah disunat.
Siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Rabu (17/11/2021) menyebutkan, beragam metode sunat yang saat ini banyak digunakan yaitu mulai dari metode konvensional, laser, stapler dan klem. Belakangan, beberapa tempat sunat marak menggunakan metode laser untuk tindakan sunat.
Alasan waktu tindakan yang lebih singkat, banyak masyarakat yang memilih sunat dengan metode ini. Padahal, banyak juga yang tidak mengetahui adanya bahaya dan risiko dari sunat laser.
Sunat laser sebenarnya menggunakan energi panas pada alat elektrokauter, yaitu alat yang menyerupai solder. Pada ujung kauter terdapat besi yang dipanaskan dengan tenaga listrik. Besi inilah yang kemudian digunakan untuk memotong preputium (kulup penis), jadi anggapan bahwa sunat dengan metode ini menggunakan energi cahaya (laser) tidaklah tepat.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia, Prof Andi Asadul Islam menegaskan, belum ada penelitian secara khusus menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser. Selain itu, juga memiliki risiko kepala penis terpotong lebih tinggi, cedera pada kelenjar penis/uretra dan luka bakar.
Sementara itu, dokter spesialis urologi dr Arry Rodjani SpU (K) juga mengungkapkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten untuk mencegah cedera akibat teknik sunat yang salah.
Beberapa studi sudah tidak menganjurkan sunat laser sebab penggunaan kauter yang telah dipanaskan, arus listrik langsung menuju ke jaringan penis. Apabila preputium dipotong dengan kauter juga dapat menyebabkan total phallic loss atau gangguan saraf yang parah karena adanya kontak antara kauter dan clamp.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com