WHO: 700.000 Warga Eropa Terancam Meninggal Akibat Covid-19

Jenewa, Beritasatu.com- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada Selasa (23/11/2021) bahwa 700.000 orang terancam meninggal akibat Covid-19 di Eropa pada Maret 2022. Seperti dilaporkan Reuters, (24/11), jika kondisi itu terjadi kata WHO, total korban meninggal di Eropa akan mencapai lebih dari 2,2 juta jiwa.
Total kasus kematian kumulatif akibat penyakit pernapasan di 53 negara di kawasan Eropa WHO telah melampaui 1,5 juta jiwa, dengan tingkat harian dua kali lipat dari akhir September menjadi 4.200 per hari.
Wilayah Eropa WHO juga mencakup Rusia dan bekas republik Soviet lainnya serta Turki.
"Kematian yang dilaporkan secara kumulatif diproyeksikan mencapai lebih dari 2,2 juta pada musim semi tahun depan, berdasarkan tren saat ini," katanya, seraya menambahkan bahwa Covid-19 sekarang menjadi penyebab kematian regional teratas.
WHO menambahkan unit perawatan intensif (ICU) diperkirakan akan mengalami stres tinggi atau ekstrem di 49 dari 53 negara pada 1 Maret.
Prancis, Spanyol, dan Hongaria termasuk di antara negara-negara yang diperkirakan akan mengalami tekanan ekstrem dalam penggunaan ICU pada awal 2022, menurut data yang dikutip oleh WHO Eropa.
Belanda mulai mengangkut pasien Covid-19 melintasi perbatasan ke Jerman pada Selasa (23/11) ketika tekanan meningkat pada rumah sakit dan infeksi melonjak ke level rekor. Austria memulai karantina wiayah keempat pada Senin (22/11).
WHO menyatakan tingginya jumlah orang yang tidak divaksinasi serta "pengurangan perlindungan yang disebabkan oleh vaksin" adalah di antara faktor-faktor yang memicu penularan tinggi di Eropa di samping dominasi varian Delta dan relaksasi langkah-langkah kebersihan.
Direktur WHO Eropa Hans Kluge mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi dan juga untuk mendapatkan dosis vaksin penguat "jika ditawarkan".
Pejabat WHO di markas besar Jenewa sebelumnya telah menyarankan agar tidak menggunakan vaksin penguat Covid-19 sampai lebih banyak orang di seluruh dunia menerima dosis primer. Pejabat WHO tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah ini mewakili perubahan dalam pedoman resmi.
"Kita semua memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk membantu mencegah tragedi yang tidak perlu dan hilangnya nyawa, dan membatasi gangguan lebih lanjut terhadap masyarakat dan bisnis selama musim dingin ini," kata Kluge.
WHO menyatakan bahwa negara-negara juga harus mempertimbangkan untuk memberikan dosis vaksin penguat kepada mereka yang berusia di atas 60 tahun dan petugas kesehatan, sebagai tindakan pencegahan.
"Saat ini, situasi Covid-19 di seluruh Eropa dan Asia Tengah sangat serius. Kami menghadapi musim dingin yang menantang di depan," kata Kluge, seraya menyerukan otoritas kesehatan nasional dan individu untuk mengambil tindakan tegas untuk menstabilkan pandemi.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Piala Dunia U-17: Mali Tetap Punya Motivasi Tinggi Rebut Posisi 3

Langka! Banjir Menerjang Dataran Tinggi di Malang

Jokowi Ingatkan Perbankan Kucurkan Kredit ke UMKM, Jangan Hanya Beli SBN

Helikopter Militer AS Jatuh di Laut Jepang, 1 Orang Dipastikan Tewas

Piala AFC: Hajar Stallion 5-2, Bali United Bertengger di Posisi 3 Grup G

Kiper Liverpool Alisson Becker Cedera Panjang

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

Selesai Diperiksa Penyidik, SYL Ngaku Sudah Sampaikan Semua Fakta

Diperiksa soal Dugaan Pemerasan Firli Bahuri, SYL Dicecar 12 Pertanyaan

Lirik Lagu Di Tepian Rindu oleh Davi Siumbing yang Viral di Media Sosial

204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Menkominfo Sebut Bukan Motif Politik

Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata, Jokowi Beberkan Faktanya

Ketidakpastian Global Masih Menghantui, Begini Karakteristiknya

Geledah Rumah di Jakarta, KPK Sita Bukti Dokumen Terkait Kasus Wamenkumham

Ada Gangguan Sinyal di Stasiun Citayam, Perjalanan KRL Tertahan
1
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo