Jakarta, Beritasatu.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, obat Covid-19 Molnupiravir yang rencana akan datang pada akhir tahun ini bergeser pada Januari 2021.
“Sepertinya baru tiba Januari ya,” kata Nadia saat dihubungi Beritasatu.com, Kamis (23/12/2021).
Nadia mengatakan, kedatangan obat Molnupiravir tidak sesuai target awal karena produsen obat Molnupiravir yakni perusahaan farmasi Merck & Co Amerika Serikat (AS) belum mengantongi izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Dari produsennya yang belum pasti kapan dapat mengirimkan obat tersebut karena izin edarnya masih diproses di BPOM,” ujar Nadia.
Selanjutnya, ketika ditanya apakah obat Covid-19 Molnupiravir ini bisa ampuh melawan varian Omicron , Nadia menegaskan, hal tersebut belum dapat dipastikan karena belum ada studinya.
Adapun Molnupiravir ini merupakan kapsul obat Covid-19 yang diyakini sebagai obat sangat ampuh dan mampu mencegah gejala parah atau kematian akibat Covid-19 hingga paling tidak 50%, diupayakan sudah masuk ke Indonesia pada akhir tahun ini. Keberadaan obat virus corona ini sekaligus diharapkan dapat mengantisipasi ancaman gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi terjadi pada Desember nanti.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perwakilan Indonesia telah berkunjung ke perusahaan farmasi Merck di Amerika Serikat (AS), untuk mengupayakan agar Indonesia dapat mendatangkan Molnupiravir pada akhir tahun ini.
“Kami mendampingi Pak Menko Marves (Luhut Binsar Pandjaitan) sudah berkunjung ke Merck. Kami sudah sampai ke tahap finalisasi dari agreement agar Indonesia bisa mengadakan tablet Molnupiravir diusahakan pada akhir tahun ini," kata Budi pada saat memberi keterangan pers “Evaluasi PPKM” secara virtual, Senin (25/10/2021).
Budi mengatakan, upaya untuk memastikan ketersedian obat Molnupiravir, agar Indonesia memiliki cadangan cukup jika ada potensi gelombang Covid-19 berikutnya.
Dalam pertemuan dengan pihak Merck, lanjut Budi, Indonesia melobi AS untuk membangun pabrik obat di Indonesia.
“Kami sudah menjajaki dengan mereka untuk bisa membangun pabrik obatnya juga di Indonesia termasuk bahan baku obatnya,” ucapnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com