Kamboja: Myanmar Miliki Semua Kondisi untuk Perang Saudara

Penulis: Surya Lesmana | Editor: LES
Rabu, 5 Januari 2022 | 18:20 WIB
Gambar  dari Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF) yang diambil pada 25 Desember 2021 menunjukkan kendaraan yang terbakar di Kota Hpruso di negara bagian Kayah, Myanmar.
Gambar dari Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF) yang diambil pada 25 Desember 2021 menunjukkan kendaraan yang terbakar di Kota Hpruso di negara bagian Kayah, Myanmar. (AFP)

Singapura, Beritasatu.com – Kamboja yang saat ini menjadi ketua blok regional Asia Tenggara (ASEAN) menilai, Myanmar memiliki semua kondisi untuk terjadinya perang saudara. Pernyataan itu diungkap menjelang kunjungan Perdana Menteri Hun Sen ke negara yang dilanda krisis tersebut.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer tahun lalu, dengan lebih dari 1.400 orang tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan terhadap warga pendukung pemerintahan demokrasi sipil. Demikian laporan kelompok pemantau lokal.

Hun Sen, yang negaranya tahun ini menjabat sebagai ketua bergilir blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), akan mengunjungi Myanmar pada Jumat (7/1/2022) hingga Sabtu (8/1/2022) dalam upaya meredakan krisis.

Namun Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn memperingatkan prospek ke depan Myanmar yang mengerikan.

"Krisis politik dan keamanan di Myanmar semakin dalam, dan telah menyebabkan (suatu) krisis ekonomi, kesehatan dan kemanusiaan," katanya.

"Kami merasa bahwa semua kondisi untuk perang saudara sekarang ada di atas meja".

"Sekarang ada dua pemerintahan, ada beberapa angkatan bersenjata, orang-orang sedang menjalani apa yang mereka sebut gerakan pembangkangan sipil dan (ada) perang gerilya di seluruh negeri."

Dia berbicara pada kuliah pada hari Senin yang diselenggarakan oleh think-tank yang berbasis di Singapura, ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Kementerian luar negeri Kamboja pada Selasa (4/1/2022) memberi izin kepada AFP untuk melaporkan komentarnya.

Prak Sokhonn menolak kritik yang menyatakan, kunjungan Hun Sen untuk melegitimasi junta, dan mengatakan "perhatian segera kerajaan adalah untuk memperbaiki situasi di Myanmar".

Upaya ASEAN tetap fokus pada peta jalan perdamaian dan "konsensus lima poin" yang disepakati oleh para pemimpin negara-negara Asia Tenggara itu tahun lalu, katanya.

Kunjungan PM Kamboja bertujuan "membuka jalan bagi kemajuan" dengan "menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog inklusif dan kepercayaan politik di antara semua pihak terkait".



Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA TERKINI

Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon