Teheran, Beritasatu.com- Iran pada Senin (7/2/2022) mencatat lebih dari 100 kematian baru akibat Covid-19 selama periode 24 jam. Seperti dilaporkan AP, data itu diungkap televisi pemerintah ketika varian Omicron yang agresif menyebar di Iran.
Laporan itu menyatakan 104 pasien meninggal karena penyakit itu sejak Minggu, ketika Republik Islam mengumumkan 85 kematian baru selama satu hari. Penghitungan baru Senin lebih dari dua kali lipat dari 1 Februari, ketika jumlah korban meninggal adalah 50 orang.
Dengan 132.934 total kematian menurut hitungan resmi Iran, negara ini memiliki jumlah korban nasional tertinggi di Timur Tengah. Iran menyatakan telah memvaksinasi sekitar 80 persen penduduknya yang berusia di atas 18 tahun dengan dua dosis vaksin. Iran hanya memvaksinasi 27 persen dari kelompok itu dengan tiga dosis.
Pihak berwenang mengatakan varian Omicron agresif sekarang dominan di negara itu dan telah mendesak rumah sakit untuk mempersiapkan gelombang baru rawat inap.
“Setiap hari kami melihat peningkatan kasus 10 hingga 15 persen,” kata Nader Tavakkoli, seorang pejabat kesehatan di provinsi Teheran, kantor berita semi resmi ISNA melaporkan pada hari Senin.
Laporan Senin menyatakan 2.615 pasien berada dalam kondisi kritis - 220 lebih banyak dari hari Minggu. Profesional kesehatan mencatat 39.819 kasus baru sejak Minggu, sekitar 4.390 lebih banyak dari yang dilaporkan hari itu.
Pada Minggu, Menteri Kesehatan Bahram Einollahi mendesak orang untuk mengikuti langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak. Pihak berwenang Iran menyatakan kurang dari 50 persen warga Iran mengikuti aturan.
“Sayangnya, gelombang keenam telah dimulai dan kami berada di tengah gelombang. Kami kira kita akan menerima puncak gelombang dalam dua sampai tiga minggu. Kami meminta masyarakat untuk mengikuti protokol,” katanya.
Sekitar 50 anggota parlemen di parlemen Iran telah tertular virus tersebut. Kamar memiliki 290 kursi. Juga pada hari Senin, Iran menyatakan akan merayakan ulang tahun ke-43 Revolusi Islam 1979 dengan partisipasi hanya mobil dan sepeda motor untuk tahun kedua berturut-turut karena pandemi.
Iran telah mengandalkan Sinopharm, vaksin Tiongkok yang didukung pemerintah, tetapi menawarkan kepada warga berbagai pilihan lain untuk dipilih, termasuk Oxford-AstraZeneca, Sputnik V Rusia, Covaxin perusahaan India Bharat, dan COVIran Barekat buatannya sendiri. AstraZeneca Inggris-Swedia membuat sejumlah besar inokulasi Iran.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com