Dubai, Beritasatu.com- Ratusan warga Afghanistan telah melancarkan protes yang jarang terjadi di fasilitas Teluk, Uni Emirat Arab (UEA), lokasi penempatan sementara sejak tahun lalu. Seperti dilaporkan Reuters, Kamis (10/2/2022), di UEA, para pengungsi memegang spanduk memohon kebebasan dan menuntut untuk dikirim ke Amerika Serikat.
Tahun lalu, ribuan warga Afghanistan dievakuasi ke UEA atas nama Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya di tengah kekacauan penarikan pimpinan AS dari Afghanistan dan kembalinya kekuasaan gerakan garis keras Taliban.
UEA setuju untuk menyediakan perumahan sementara bagi warga Afghanistan sampai aplikasi mereka untuk relokasi dapat diproses. Selanjutnya, pengungsi dapat melanjutkan perjalanan ke negara ketiga.
Namun, enam bulan kemudian, banyak pengungsi yang masih berada di UEA dalam fasilitas yang dikontrol ketat.
Pria, wanita dan anak-anak berdemonstrasi pada Kamis (10/2) di dalam fasilitas Abu Dhabi. Mereka menyerukan Washington untuk menyambut mereka di rumah kedua, foto yang dikirim ke Reuters oleh salah satu pengunjuk rasa menunjukkan.
"Ketika kami dievakuasi, (departemen) pertahanan memiliki kendali atas bandara (Kabul). Tidak ada yang datang sendiri," tulis papan lain.
Foto dan video serupa dibagikan secara luas di media sosial. Seorang pemrotes yang membagikan foto-foto itu, dan pemrotes lainnya, yang keduanya menolak disebutkan namanya, mengatakan unjuk rasa itu dipicu setelah banyak warga Afghanistan di sana kehilangan harapan bahwa mereka akan pernah pergi ke Amerika Serikat.
Kepada Reuters melalui telepon, salah satu pengunjuk rasa mengatakan bahwa beberapa warga Afghanistan ditahan oleh otoritas Emirat ketika demonstrasi dimulai.
Pemerintah Emirat dan Kedutaan Besar AS di Abu Dhabi tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Orang-orang ditawan di sini," kata pemrotes pertama, menggambarkan kondisi di fasilitas seperti penjara.
Tidak jelas berapa banyak warga Afghanistan yang masih ditampung di UEA, yang pada September mengatakan telah mengevakuasi 9.000 warga Afghanistan yang sedang dalam perjalanan ke negara ketiga.
Ahmad Mohibi, mantan penasihat kontra-terorisme AS di Afghanistan yang telah membantu mereka yang melarikan diri dari Afghanistan, mengatakan tidak ada penerbangan ke Amerika Serikat dari UEA untuk para pengungsi sejak akhir November. Kini beberapa warga Afghanistan sekarang mengancam akan melancarkan mogok makan sebagai ungkapan protes.
"Tidak ada transparansi," kata Mohibi, mengkritik proses Washington untuk para pengungsi Afghanistan.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com