Doha, Beritasatu.com- Qatar akan menginvestasikan US$5 miliar (Rp 71,7 triliun) di Mesir saat hubungan bilateral membaik. Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (29/3/2022), Mesir menyatakan langkah itu dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi antara dua negara “bersaudara”.
Pengumuman itu muncul pada hari Selasa ketika Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengakhiri kunjungan ke ibu kota Mesir, Kairo, di mana ia bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan pejabat pemerintah lainnya.
Satu pernyataan Mesir menyatakan paket US$ 5 miliar dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara bersaudara.
Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut seperti jangka waktu untuk investasi. Kantor berita Qatar juga melaporkan perkembangan tersebut.
Perekonomian Mesir berada di bawah tekanan di tengah gelombang inflasi yang dipicu oleh pandemi virus corona dan perang Rusia di Ukraina, yang menyebabkan harga minyak melonjak.
Perang juga berdampak pada sektor pariwisata yang vital, karena sebagian besar pengunjung asing ke resor Laut Merah di negara itu berasal dari Rusia dan Ukraina. Mesir juga merupakan importir gandum terbesar di dunia, sebagian besar berasal dari Rusia dan Ukraina.
Al Thani, yang juga wakil perdana menteri Qatar, tiba di Mesir pada Senin dalam kunjungan keduanya sejak Mesir dan tiga negara Teluk mengakhiri blokade terhadap Qatar tahun lalu. Dia didampingi Menteri Keuangan Ali bin Ahmed Al Kuwari.
El-Sisi, yang bertemu dengan para menteri Qatar pada hari Selasa, memuji “kemajuan nyata dalam hubungan Mesir-Qatar,” menurut kantor pemimpin Mesir.
Para pejabat Qatar juga bertemu dengan Perdana Menteri Mostafa Madbouli dan Menteri Keuangan Mohamed Moait. Kantor perdana menteri mengumumkan perjanjian investasi.
Investasi Qatar sebelumnya di Mesir berfokus pada sektor minyak dan negara bagian riil, termasuk pembangunan hotel mewah senilai US$ 1,3 miliar (Rp 18,6 triliun) di Nile Corniche, Kairo. Qatar Petroleum memegang saham utama di satu perusahaan penyulingan senilai US$ 4,4 miliar (Rp 63,1 triliun), menurut harian Al-Ahram yang dikelola negara.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com