Los Angeles, Beritasatu.com- Pakar kesehatan mengatakan bahwa Covid-19 belum menjadi endemi. Seperti dilaporkan surat kabar Amerika USA Today, Senin (10/5/2022), pakar menyebut Covid-19 masih dianggap sebagai pandemi.
Meskipun diperkirakan kasus akan meningkat, para ahli kesehatan mengatakan gelombang itu tidak akan separah dua musim panas sebelumnya atau lonjakan varian Omicron dari virus corona.
Meskipun virus corona yang tidak dapat diprediksi membuat sulit untuk menentukan seperti apa musim panas nanti, para ahli memiliki beberapa teori. Skenario kasus terburuk adalah munculnya varian ampuh yang tidak tumpul oleh vaksin dan infeksi sebelumnya, menyebabkan gelombang besar kasus, rawat inap dan kematian.
"Lonjakan penuh selama musim panas akan sangat bergantung pada varian yang muncul sepenuhnya. Itu cenderung menjadi pemicu terbesar yang akan mengirim kita ke lonjakan," kata Keri Althoff, profesor epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Althoff mengatakan, mencatat bahwa varian yang menular itu bagus dalam menemukan kantong orang yang tidak divaksinasi, dan orang-orang itu lebih berisiko dirawat di rumah sakit dan kematian.
Laporan menambahkan skenario kasus terbaik adalah tingkat transmisi rendah yang berkelanjutan dan tidak ada varian baru.
Laporan itu menunjukkan bahwa Covid-19 masih jauh dari fase endemik, ketika Covid-19 akan menjadi seperti flu musiman, membawa satu atau dua minggu penderitaan tetapi risiko penyakit parah atau kematian menjadi lebih rendah.
“Agar Covid-19 dianggap endemik, para ilmuwan harus menentukan tingkat penularan yang dapat diterima. Itu belum terjadi,” kata laporan itu, mengutip Althoff.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com