Jakarta, Beritasatu.com - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan meningkatnya suhu udara di beberapa wilayah Indonesia hingga 36 derajat celcius pada bulan Mei 2022 ini sebenarnya adalah hal wajar. Disebutkan, dalam analisis klimatologi, sebagian besar lokasi-lokasi pengamatan suhu udara di Indonesia menunjukkan dua puncak suhu maksimum, yaitu pada bulan April, Mei, dan September.
"Hal itu memang terdapat pengaruh dari posisi gerak semu matahari dan dominasi cuaca cerah awal atau puncak musim kemarau," kata Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko saat dihubungi Beritasatu.com, Selasa (19/5/2022).
Disebutkan, suhu maksimum sekitar 36 derajat celcius pun bukan merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia. Sebab rekor suhu tertinggi yang pernah terjadi adalah 40 derajat celsius di Larantuka (NTT) pada 5 September 2012 lalu. Namun, anomali suhu yang lebih panas dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Indonesia mengindikasikan faktor lain yang mengamplifikasi periode puncak suhu udara tersebut.
"Kondisi udara yang terasa panas dan tidak nyaman dapat disebabkan oleh suhu udara yang tinggi. Suhu udara tinggi terjadi pada udara yang kelembapannya tinggi maka akan terkesan 'sumuk', sedangkan bila udaranya kering (kelembaban rendah) maka akan terasa 'terik' dan membakar," ujar Haryoko.
Analisis iklim dasarian pada periode 1-10 Mei 2022 menunjukkan lebih hangatnya suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia barat Sumatra dan Laut Jawa. Hal ini akan menambah suplai udara lembab akibat penguapan yang lebih intensif dari permukaan lautan.
Sementara itu, analisis sirkulasi angin menunjukkan adanya pusaran kembar di bagian utara dan selatan belahan bumi sebelah barat Sumatra sebagai manifestasi dari aktifnya gelombang atmosfer MJO (Madden Julian Oscillation) di area tersebut. Di sisi lain, di atas Pulau Kalimantan muncul vortex meskipun lebih lemah.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com