Jakarta, Beritasatu.com - Aktivis hak asasi manusia (HAM) Natalius Pigai menyoroti kepemimpinan Puan Maharani sebagai salah satu kandidat potensial pada Pilpres 2024. Menurutnya, Ketua DPR itu sangat tepat jika disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hal ini mengingat tantangan bangsa dan negara yang sudah sedemikian kompleks hanya bisa diatasi dengan kombinasi kepemimpinan Prabowo-Puan. Hal ini disampaikan Natalius saat diskusi politik Indonesia Point seri-7 bertajuk ‘Puan Maharani dan Kebangkitan Nasional’ di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
“Indonesia hari ini berada di titik nadir, titik di mana terjadi divergensia nalar para pemimpin dan rakyat, titik jenuh di mana perilaku pongah yang dipertontonkan pemimpin, titik di mana pemimpin hadir menerkam rakyat, titik di mana Pancasila dan simbol-simbol negara bangsa dipandang sebagai artistik simbolisme tanpa perwujudan substansial. Maka butuh kepemimpinan yang bukan saja kuat, tetapi genuine dan itu saya lihat pada sosok kepemimpinan Ibu Puan Maharani yang jika dipasangkan dengan Pak Prabowo akan menjadi perpaduan kepemimpinan yang mampu membawa Indonesia keluar dari rumitnya persoalan bangsa saat ini,” ujar Natalius.
Natalius menjelaskan Prabowo dan Puan memiliki karakter negarawan, sekaligus politikus yang karakternya tidak banyak ditemukan pada elite politik lain. Kedua tokoh tersebut, katanya, memiliki kepedulian pada bangsa dan rakyatnya, patriotik, nasionalis, tegas, objektif dan tidak mudah didikte oleh oligarki yang selama ini melingkari kekuasaan.
Prabowo dan Puan juga adalah kombinasi Jawa dan luar Jawa dan sebagai figur candradimuka kebangsaan.
“Apalagi Ibu Puan ditopang oleh Ibu Megawati Soekarnoputri yang memiliki karier politik yang cukup mumpungi, bernaung di bawah partai nasionalis yang besar dan berasal dari Jawa dan Sumatera Selatan. Ini adalah modal besar untuk kepemimpinan ke depan," ungkap Natalius.
Kepemimpinan nasional yang kuat dan genuine, kata Natalius tercermin dalam rekam jejak kepemimpinan baik Puan maupun Prabowo. Menurutnya, masyarakat tidak boleh terkecoh dengan model kepemimpinan yang terkesan populis, tetapi sebenarnya minim kemampuan.
Natalius memberi contoh soal kebangsaan saat ini yang cenderung rapuh karena bahaya disintegrasi bangsa kian menguat akibat pembelahan yang dibiarkan terlalu lama. Selamat ini, kata dia, pusat nasionalisme diklaim berada di pusat kekuasaan.
"Bahaya akibat nasionalisme personifikasi individu para pemegang kekuasaan akhirnya memperlebar segregasi antara pemerintah dan rakyat, di mana rakyat termarjinalkan dari mainstream utama nasionalisme dan bahkan dianggap bukan nasionalis. Ini bahaya,” tegas dia.
Untuk itu, kata Natalius, bangsa ini perlu mencari tokoh yang tepat untuk menjadi nahkoda sebagai presiden dan wakil presiden pada 2024-2029.
“Tantangan bangsa hari ini dan di masa depan dalam kacamata saya ya hanya dua tokoh ini yaitu Prabowo dan Puan Maharani yang bisa. Siapa pun boleh berdebat soal pilihan saya ini,” kata Natalius.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com