Kinshasa, Beritasatu.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (20/5/2022) menyatakan, ada 1.284 kasus suspek cacar monyet dan 58 kematian dilaporkan di Republik Demokratik Kongo (RDK) hingga 8 Mei 2022. Wilayah Meinkuru, Tshopo, Equateur, dan Tshuapa mencatat 913 kasus, menyumbang sekitar 75 persen dari keseluruhan kasus suspek di negara tersebut, cuit kantor WHO di RDK via Twitter.
Cacar monyet merupakan penyakit ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya. Penyakit itu ditularkan melalui kontak yang sangat erat dengan si penderita dan kebanyakan dari mereka sembuh dalam hitungan minggu.
Gejala cacar monyet meliputi demam, nyeri otot, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan ruam kulit seperti lecet.
Menurut sejumlah lansiran media, kasus cacar monyet hingga kini sudah dilaporkan di Inggris, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat.
WHO pada Jumat menggelar pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet baru-baru ini. Seperti dilaporkan Reuters, infeksi virus yang lebih umum di Afrika barat dan tengah itu, telah dikonfirmasi lebih dari 100 kasus di Eropa.
Dalam apa yang digambarkan Jerman sebagai wabah terbesar di Eropa, kasus telah dilaporkan di setidaknya sembilan negara - Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Inggris - serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
Spanyol melaporkan 24 kasus baru pada Jumat, terutama di wilayah Madrid. Di sana, pemerintah daerah menutup sauna yang terkait dengan sebagian besar infeksi.
Satu rumah sakit di Israel merawat seorang pria berusia 30-an yang menunjukkan gejala yang konsisten dengan penyakit tersebut setelah baru saja tiba dari Eropa Barat.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang menyebar ke luar Afrika, sehingga rangkaian kasus ini memicu kekhawatiran.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: ANTARA