Selain itu, Hamid melihat sosok JK adalah humoris dan jenaka. Karena itu ia berharap buku tentang JK ini akan menjadi salah satu penyangga peradaban tentang kebenaran. “Karena tumpukan buku adalah penyangga peradaban tentang kebenaran,” ujar Hamid Awaludin.
Sementara itu, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra melihat JK sebagai sosok yang ringan tangan untuk membantu masyarakat lapisan bawah hingga lapisan atas. “Sejak mahasiswa saya mengenal Pak JK. Orangnya pemurah. Kalau soal bantuan, Pak JK empatinya sangat kuat dari dulu, dari mulai lapisan bawah sampai lapisan atas,” ungkap Azyumardi Azra.
Sedangkan Dirut Kompas TV Rikard Bangun menceritakan kedekatan JK dengan pendiri surat kabar Kompas almarhum Jakob Oetama. Meski memiliki latar belakang yang berbeda, namun keduanya dapat bersatu dalam sebuah persahabatan yang kuat.
“Pak Jakob Oetama dan Pak JK bersahabat.mereka adalah contoh bahwa berbeda tetapi disatukan oleh semangat yang luar biasa. Yang mempersatukan mereka sebetulnya adalah jalan keIndonesiaan. Sampai Pak JK mengantarkan Pak Jakob Oetama ke liang kubur. Yang selalu dibicarakan mereka adalah tentang Indonesia,” ungkap Rikard Bangun.
Dari pengalamannya, Rikard menilai JK adalah sosok pemimpin yang selalu mencari solusi, bukan berdasarkan spekulasi, tetapi kalkulasi. JK juga pribadi pemikir yang praktikal dan kritikal, karena itu selalu ada solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
Kemudian Rosianna menanyakan kepada Hamid Awaludin, perbedaan cara bekerja JK saat menjadi Wakil Presiden era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Halaman: 123selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com