Bogor, Beritasatu.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung pesan Presiden Kelima sekaligus inisiator pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Megawati Soekarnoputri. Megawati menekankan agar para taruna dan taruni STIN memiliki kepekaan dan data analisis yang kuat dalam menghadapi berbagai ancaman negara. Selain itu, para taruna dan taruni STIN juga diharapkan mengimplementasikan Pancasila melalui ilmu Geopolitik, serta mengedepankan inovasi sebagai basis pertahanan NKRI.
“Ibu Mega juga menekankan pentingnya kemampuan imajinasi kepada para taruna dan taruni STIN. Hal ini sangat penting, mengingat kemampuan imajinasi tidak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi informasi,” kata Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo usai menghadiri Pelantikan Taruna Mula Angkatan XVIII Asta Dasa Mahasura STIN, serta Peresmian Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Medical Intelligence Wangsa Avatar di STIN, Bogor, Senin (30/5/2022).
Warga kehormatan Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut mengatakan kemampuan imajinasi lebih kental kepada kemampuan personal seorang intelijen dalam menghadapi berbagai ancaman yang datang terhadap negara. Mengingat, gelanggang perang baru intelijen ke depan tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika peta dominasi antarnegara, melainkan juga perkembangan situasi serta kondisi lingkungan global, lompatan teknologi dan digitalisasi, serta perang asimetrik.
Turut hadir antara lain Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Gubernur STIN Laksamana Muda TNI Ivan Yulivan, dan mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Hadir pula para menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna H Laoly, Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Bamsoet mengatakan untuk melahirkan agen intelijen negara yang handal, STIN terus berinovasi meningkatkan kualitas pendidikan. Selain menghadirkan Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Medical Intelligence Wangsa Avatar, STIN juga menghadirkan tujuh laboratorium. Terdiri dari laboratorium nuklir, laboratorium biomolekuler, laboratorium virtual chemical, laboratorium cyber, laboratorium simulator, laboratorium bahasa, serta laboratorium IT and economic intelligence.
“Pembelajaran yang diterima para taruna dan taruni di ketujuh laboratorium tersebut mengombinasikan pendekatan STEAM (science, technology, engineering, arts, and mathematic) di rumpun ilmu eksakta dengan ilmu intelijen di rumpun ilmu sosial, sehingga pendekatan saintifik turut menjadi core bagi intelijen negara dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan,” katanya.
Bamsoet mengatakan selain mendapatkan pendidikan akademis, para taruna dan taruni STIN yang memiliki kecerdasan tinggi, kemampuan fisik prima, dan kondisi psikologis baik juga bisa mendapatkan pelatihan Close Quarter Battle (CBQ). Sebuah pelatihan untuk mengasah kemampuan pertarungan atau pertempuran jarak dekat.
“Setelah melalui berbagai pelatihan dan seleksi, para taruna dan taruni terpilih yang telah mengikuti CBQ bisa bergabung di Tim Khusus Delta Rajawali BIN. Mereka akan menjadi prajurit perang pikir intelijen negara yang siap menjaga dan melindungi NKRI,” ucapnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com