Jakarta, Beritasatu.com - Negara-negara di kawasan ASEAN menjadi mayoritas penyumbang endemik demam berdarah dengue atau DBD. Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Ptl) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tiffany Tiara Pakasi, Rabu (15/6/2022).
Berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi pada 30 Oktober 2010 lalu diputuskan setiap 15 Juni diperingati sebagai ASEAN Dengue Day (ADD).
“Penyakit dengue ini memiliki spektrum klinis yang luas dan perlu kita tanggulangi. Iya mungkin teman-teman sering dengan ada kejadian luar biasa ada kematian akibat demam berdarah dengue dan lain-lain menjadi salah satu latar belakang (peringatan ADD),” kata Tiara saat memberi keterangan pers terkait Peringatan ASEAN Dengue Day (ADD) 2022 mengangkat tema “Wujudkan Indonesia Bebas Dengue” secara daring, Rabu (15/6/2022).
Tiara menuturkan pemerintah telah menyusun strategi nasional penanggulangan DBD untuk tahun 2021-2025. Strategi ini disusun oleh lintas program di Kemenkes hingga kementerian/lembaga hingga melibatkan universitas dan komunitas.
Berikut ini ada 6 strategi untuk mencapai target membasmi langsung vektor agar spesies nyamuk penyebab DBD tidak hidup nyaman di Indonesia di Indonesia, di antaranya;
Pertama, penguatan dan pengendalian vektor yang efektif, aman dan berkesinambungan.
Kedua, penguatan sistem surveilans manajemen kejadian luar biasa (KLB)
Ketiga, penguatan tata laksana dengue yang komprehensif
Keempat, peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat
Kelima, penguatan komitmen pemerintah pusat dan daerah serta partisipasi mitra dan multisektor
Keenam, pengembangan kajian penelitian dan inovasi sebagai dasar penetapan kebijakan pengendalian DB ke depannya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com