Beijing, Beritasatu.com- Presiden Tiongkok Xi Jinping mengecam Barat atas sanksi anti-Rusia di Forum Bisnis BRICS pada Rabu (22/6/2022). Seperti dilaporkan RT, Xi memperingatkan pembatasan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terhadap Moskow akan merugikan orang di seluruh dunia.
“Mempolitisasi ekonomi global dan menjadikannya alat atau senjata, dan dengan sengaja menjatuhkan sanksi dengan menggunakan posisi utama seseorang dalam sistem keuangan dan moneter internasional, hanya akan berakhir dengan merugikan kepentingan sendiri dan orang lain, dan menimbulkan penderitaan. pada semua orang,” kata Xi dalam pidato utamanya.
Sanksi anti-Rusia, kata Xi menegaskan, adalah bumerang dan pedang bermata dua. Dia menjelaskan bahwa sejarah, jika tidak dilupakan, dapat berfungsi sebagai panduan untuk masa depan dan merujuk pada perang abad kedua puluh.
Presiden Xi menggambarkan krisis Ukraina sebagai "seruan bangun lain bagi dunia," dengan alasan bahwa keyakinan pada apa yang disebut 'posisi kekuatan' dan upaya untuk memperluas aliansi militer dan mencari keamanan sendiri dengan mengorbankan orang lain, akan berakhir buruk bagi agresor.
Sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan UE terhadap Rusia memang telah menyebabkan penderitaan ekonomi yang luar biasa di Barat, menaikkan harga energi dan makanan ke tingkat rekor dan membuat banyak negara berjuang untuk mengganti minyak dan gas Rusia dengan musim dingin hanya beberapa bulan lagi. Selain itu, inflasi mengamuk di seluruh Barat.
Xi mengemukakan Inisiatif Keamanan Global negaranya, yang diumumkan pada bulan April sebagai upaya untuk “menolak mentalitas Perang Dingin,” menentang “penggunaan sanksi sepihak yang sewenang-wenang dan yurisdiksi lengan panjang,” dan menyelesaikan perbedaan secara damai.
Lebih jauh, Xi menegaskan kembali perlunya solusi damai untuk masalah internasional dan menekankan fokus pada "kerja sama win-win" daripada "zero-sum games."
Di sisi lain, AS telah berulang kali mengecam Tiongkok karena menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina, bersikeras bahwa dukungan Beijing untuk Moskwa menempatkannya "di sisi sejarah yang salah."
Pemimpin AS dan Tiongkok telah berbicara melalui telepon pekan lalu. Tiongkok berjanji untuk terus mendukung Rusia dalam isu-isu inti dan di forum internasional, sementara Rusia menegaskan penentangannya terhadap upaya kekuatan eksternal untuk ikut campur dalam urusan Tiongkok.
Forum Bisnis BRICS tidak hanya mencakup negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, yang bersama-sama membentuk sekitar seperempat dari ekonomi global. Namun ada pula 13 negara lain, termasuk Indonesia, Kazakhstan, Argentina, dan Thailand.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com