Jakarta, Beritasatu.com- Kelompok 20 (G-20) akan galang dana tidak kurang dari US$ 1,5 miliar (Rp 22 triliun) pada akhir tahun ini untuk persiapan pandemi masa depan. Seperti dilaporkan Xinhua, Kamis (23/6/2022), dana akan digunakan untuk membangun infrastruktur untuk mencegah dan mempersiapkan potensi pandemi di masa depan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan komitmen pembentukan dana yang disebut Financial Intermediary Fund (FIF) ini disepakati oleh para menteri kesehatan anggota G20, bersama dengan Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan (HWG) pertama. diselenggarakan pada tanggal 20-21 Juni di Yogyakarta, Indonesia.
Pada konferensi pers Kamis, Budi mengatakan bahwa sampai sekarang, beberapa negara dan beberapa yayasan amal telah berjanji untuk menyumbangkan total US$ 1,1 miliar (Rp16,2 triliun).
Dana tersebut akan ditampung oleh Bank Dunia, sementara WHO akan menyarankan pelaksanaan dan alokasi uang tersebut.
Budi menguraikan beberapa rencana alokasi untuk dana tersebut, termasuk membangun dan meningkatkan akses ke penanggulangan medis darurat, membangun jaringan global laboratorium pengawasan genom, dan membangun pusat penelitian dan manufaktur global.
Bbudi mengatakan uang itu akan digunakan untuk memproduksi alat-alat darurat yang diperlukan untuk tanggapan yang tepat waktu dan adil terhadap pandemi di masa depan, termasuk vaksin, terapi, obat-obatan, alat pelindung diri (APD), dan alat tes, yang akan didistribusikan secara merata ke semua negara setelah pandemi.
Menteri mengatakan anggota G-20 sepakat bahwa mereka membutuhkan beberapa laboratorium sekuens yang terhubung untuk mengidentifikasi dan berbagi data sekuens genom dari patogen yang dapat menyebabkan wabah.
“Dengan adanya laboratorium yang terkoneksi seperti itu, kita dapat mengantisipasi atau mengatasi wabah dengan lebih baik. Kita akan bisa mendapatkan informasi lebih cepat dengan mekanisme berbagi data yang lebih kuat, kemudian mendiagnosis lebih cepat, kemudian kita bisa memproduksi vaksin lebih cepat,” katanya.
Menteri mengatakan forum G-20 sepakat untuk membangun beberapa pusat penelitian dan manufaktur global tambahan dinegara-negara Selatan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
Sebagian besar negara di Global South adalah negara terbelakang dan berkembang, yang menghadapi lebih banyak kesulitan dalam menghadapi pandemi dan mendapatkan akses ke vaksin.
Sadikin mengatakan negara yang ideal untuk membangun hub adalah negara dengan jumlah penduduk yang besar.
"Jadi, negara-negara Selatan Global dapat mengembangkan dan memasok vaksin ke populasi mereka dengan cara yang lebih tepat waktu dan adil."
Media lokal melaporkan bahwa Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus secara langsung menghadiri HWG, dan dia memperkirakan kebutuhan finansial untuk memperkuat keamanan kesehatan global mencapai US$31 miliar (Rp 458 triliun) per tahun.
"WHO dan Bank Dunia memperkirakan bahwa kita membutuhkan US$ 31 miliar setiap tahun untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Dua pertiga dari jumlah itu bisa berasal dari sumber daya yang ada, tetapi itu menyisakan kesenjangan 10 miliar per tahun," katanya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com