Kolombo, Beritasatu.com - Sri Lanka hampir kehabisan bensin dan solar setelah beberapa pengiriman yang diperkirakan tertunda tanpa batas waktu, menteri energi mengatakan Sabtu (25/6/2022) sambil meminta maaf kepada pengendara atas krisis bahan bakar yang memburuk.
Kanchana Wijesekera mengatakan kargo minyak yang dijadwalkan minggu lalu tidak muncul sementara yang dijadwalkan tiba minggu depan juga tidak akan mencapai Sri Lanka karena alasan "perbankan".
Sri Lanka menghadapi kekurangan devisa yang serius untuk membiayai impor yang paling penting sekalipun, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, dan meminta bantuan internasional.
Wijesekera mengatakan Ceylon Petroleum Corporation yang dikelola negara tidak dapat mengatakan kapan pasokan minyak segar akan berada di pulau itu. CPC juga telah menutup satu-satunya kilangnya karena kekurangan minyak mentah, tambahnya.
Kilang mulai beroperasi awal bulan ini menggunakan 90.000 ton minyak mentah Rusia yang dibeli melalui Coral Energy yang berbasis di Dubai dengan persyaratan kredit dua bulan.
Wijesekera mengatakan dia menyesal bahwa pengiriman "pengiriman bensin, solar dan minyak mentah yang dijadwalkan awal pekan ini dan minggu depan" tidak akan terpenuhi "tepat waktu karena alasan perbankan dan logistik".
Persediaan langka yang tersisa di negara itu akan didistribusikan melalui beberapa stasiun pompa bensin, katanya.
Angkutan umum dan pembangkit listrik akan diprioritaskan, tambah Wijesekera, mengimbau pengendara untuk tidak mengantre bahan bakar.
"Saya mohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan ini," kata menteri ketika ratusan ribu pengendara menghabiskan waktu berjam-jam menunggu bensin dan solar di seluruh negara miskin itu.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: AFP