Jakarta, Beritasatu.com - Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2022 yang merupakan momen keprihatinan dunia terhadap permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan, tren peredaran gelap narkoba selalu meningkat dan cukup mengkhawatirkan, terutama munculnya narkoba sintetis jenis baru.
“Dengan mengusung tema, Addressing Drug Challenges in Health and Humanitarian Crises, mengatasi tantangan permasalahan narkotika dalam krisis kesehatan dan kemanusiaan. Kondisi krisis dunia semakin banyak munculnya narkotika sintetis jenis baru yang sulit dikendalikan. Terlebih lagi, diperparah dengan adanya krisis kesehatan dan kemanusian global pandemi Covid-19,” kata Kepala BNN, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose, saat sambutan memperingati HANI 2022 di Bali pada Senin (27/6/2022).
Menurutnya, hal ini menjadi tantangan yang memerlukan perhatian, kerja sama dan penyelesaian yang gesit dan cepat sejalan dengan tema HANI Nasional 2022 yaitu Kerja Cepat, Kerja Hebat Berantas Narkoba di Indonesia.
Selama periode 2021 hingga Mei 2022, BNN telah mengungkap ganja 155,312 ton, lahan ganja 96,3 hektare, sabu 4,125 ton, ekstasi 271.238 butir dan ganja sintetis gorila 2.567 kilogram.
Selain itu, BNN juga menangani tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari 2021-2022 dengan jumlah 18 kaus dan 22 tersangka serta jumlah nilai aset yang disita sebanyak Rp 123 miliar.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com