Jakarta, Beritasatu.com - Perkembangan terbaru kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang ditemukan di Indonesia sampai saat ini sudah mencapai 739 kasus. Jumlah 739 kasus tersebut terdiri dari BA.4 ada 71 kasus dan BA.5 ada 668 kasus.
Hal itu diungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril dalam dialog bertajuk “Partisipasi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan dalam Peta Jalan Transisi Pandemi ke Endemi”, yang digelar secara daring, Rabu (29/6/2022).
“Semula hanya 4 awal kita temukan di Bali, sekarang sudah naik menjadi 739,” kata Syahril.
Syahril menuturkan meski ditemukan hanya 739 kasus, namun hal ini mencerminkan bahwa kasus saat ini sudah didominasi oleh subvarian BA.4 dan BA.5
Dikatakan Syahril, kasus subvarian BA.4 dan BA.5 ini paling banyak ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali.
“Baik itu BA.4 maupun BA.5, hampir semuanya DKI Jakarta paling tinggi atau paling dominan,” ucapnya.
Kendati demikian, Syahril mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik, karena saat ini masih situasi pandemi sehingga berdasarkan prediksi kasus Covid-19 masih mengalami peningkatan dan penurunan.
Syahril mengatakan, fluktuasi naik dan turunnya kasus Covid-19 saat ini merupakan konsekuensi logis. Ditambahkan gejala subvarian BA.4 dan BA.5 ini sama dengan varian Covid-19 lainnya karena berasal dari satu komunitas seperti a batuk, demam dan susah menelan dan lain-lain.
"Namun, yang membedakannya adalah subvarian BA.4 dan BA.5 ini tidak seberat varian Delta bahkan lebih ringan dari varian Omicron yang BA.1 maupun BA.2," kata Syahril.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com