Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkuat komunikasi publik untuk meningkatkan dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19, khususnya vaksinasi kepada masyarakat adat dan kelompok disabilitas.
“Karena ini enggak gampang, dengan masyarakat biasa saja kita edukasi sulit dalam arti kata tingkat pemahaman mereka yang berbeda- beda,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam diskusi bertajuk "No One Left Behind: Partisipasi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan dalam Penyusunan dan Penerapan Peta Jalan Transisi Pandemi ke Endemi Covid-19", secara daring, Rabu (29/6/2022).
Syahril menuturkan disabilitas dan masyarakat adat merupakan kelompok rentan, namun memang masih ada kendala di lapangan. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah daerah (pemda) dapat melakukan strategi menjemput bola seperti dilakukan di DKI Jakarta.
Dalam hal ini, DKI Jakarta bekerja sama dengan Gojek untuk melakukan vaksinasi terhadap kelompok rentan. Gojek menjemput dan mengantar masyarakat secara gratis.
Sementara untuk di daerah, Syahril menuturkan ada Satgas Covid-19 desa/kelurahan, maka mereka harus membantu pemerintah pusat dalam mencapai target sasaran vaksinasi di wilayahnya masing-masing.
Dikatakannya, vaksinasi bukan membuat orang menjadi kebal atau tidak dapat tertular. Namun, tingkat keparahan yang disebabkan oleh varian baru akan lebih rendah karena vaksin memiliki daya memori untuk mengenali varian Covid-19.
“Sehingga dengan mengenali akan lebih mengendalikan dan tidak akan lebih berat. Ini tujuan kita,” ucapnya.
Selain itu, vaksinasi juga dapat menekan kesakitan dan kematian akibat Covid-19.
Pada kesempatan sama, Syahril juga menuturkan cakupan vaksinasi dosis lengkap per provinsi paling rendah di Papua. “Ini menjadi tantangan, saya kira memang sangat sulit masalah geografis di sana dan kalau Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) memberi suatu prioritas Papua akan bagus,” pungkasnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com