Moskwa, Beritasatu.com- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksinasi massal cacar monyet belum diperlukan untuk saat ini. Seperti dilaporkan TASS, Kamis (30/66/2022), hal itu disampaikan Melita Vujnovic, perwakilan WHO di Rusia.
Dalam satu wawancara dengan Rossiyskaya Gazeta yang diterbitkan pada Rabu (29/6), Vujnovic mencatat bahwa "berdasarkan penilaian risiko dan manfaat saat ini, inokulasi massal terhadap cacar monyet saat ini tidak diperlukan."
“Semua keputusan yang terkait dengan imunisasi dengan vaksin cacar atau cacar monyet harus dibuat berdasarkan keputusan bersama antara dokter dan kandidat vaksinasi berdasarkan kasus per kasus. Perang melawan wabah cacar monyet, di atas segalanya, tergantung pada publik. langkah-langkah kesehatan, termasuk surveilans epidemiologi, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan bagi mereka yang sakit. Meskipun diharapkan vaksin cacar dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet, saat ini, data klinis terbatas,” tambahnya.
Menurut pejabat itu, sejak Mei 2022, WHO telah menerima laporan lebih dari 3.000 kasus penyakit dari 50 negara dan wilayah di lima wilayah WHO. Mayoritas kasus tercatat di WHO Wilayah Eropa. Sementara Rusia adalah salah satu dari 53 negara anggota wilayah Eropa.
Perwakilan WHO juga mencatat bahwa pada 23 Juni, WHO mengadakan pertemuan komite tentang kejadian luar biasa untuk menilai wabah cacar monyet saat ini.
"Anggota panitia sampai pada kesimpulan bahwa saat ini wabah tersebut tidak mewakili peristiwa luar biasa dengan signifikansi internasional. Namun dicatat bahwa peristiwa tersebut bersifat luar biasa sehingga diperlukan tindakan respons intensif untuk mengendalikan penyebaran lebih lanjut," katanya.
Pada Rabu, WHO mengimbau kewaspadaan untuk memastikan cacar monyet tidak menyebar di antara kelompok yang lebih rentan, seperti anak-anak. "Memerangi virus membutuhkan upaya intens," kata WHO sambil menyerukan pengumpulan data yang luas dan berbagi tentang seberapa baik vaksin bekerja melawan virus.
Para ahli telah mendeteksi lonjakan kasus cacar monyet sejak awal Mei di luar negara-negara Afrika Barat dan Tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah. Sebagian besar kasus baru terjadi di Eropa Barat.
"Saya khawatir tentang penularan yang berkelanjutan karena itu akan menunjukkan bahwa virus itu memantapkan dirinya sendiri dan dapat berpindah ke kelompok berisiko tinggi termasuk anak-anak, wanita dengan gangguan kekebalan dan wanita hamil," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com