2 Perusahaan Dirikan Lembaga Pelatihan Kerja ke Jepang

Jakarta, Beritasatu.com - PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta dan Yayasan Bakti Asih Bandung menandatangangi kerja sama mendirikan lembaga pelatihan kerja ke Jepang.
Sebagai sebuah negara besar, Jepang selama ini dikenal sebagai negara industri yang maju dan menarik warga negara lain untuk bekerja di negeri Sakura itu. Pasalnya, selain akan memiliki gaji yang tinggi, para pekerja yang bekerja di Jepang memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi terhadap perusahaannya sehingga membuat negara tersebut maju pesat. Inilah yang membuat kedua perusahaan bekerja membuat lembaga pelatihan ini.
"Kekurangan tenaga kerja di Jepang itu saat ini mencapai 4 juta orang. Lantaran sumber daya manusia di sana banyak yang mulai menua namun tingkat populasinya sedikit. Sehingga membutuhkan SDM-SDM dari berbagai negara untuk memenuhi kekurangan pekerja untuk sektor industrinya," ujar CEO PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta, Albertus Prasetyo Heru Nugroho dalam keterangannya pada media, Senin (4/7/2022).
"Dan dengan kerjasama dengan pihak Yayasan Bakti Asih Bandung ini kita berharap bisa menyediakan SDM yang mereka butuhkan dengan cara mendidik generasi muda kita untuk bisa bekerja di sana," ungkap Albertus.
Sedangkan Ketua Yayasan Bakti Asih Bandung, Hendra Garnida mengaku menyambut baik tawaran kerja sama dari PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta ini. Dia berharap generasi muda Indonesia akan bisa mereka didik dan kirim untuk bisa memenuhi sektor pekerja pada industri di Jepang.
"Siswa yang dididik di sini nantinya enggak cuma akan belajar saja, tapi mereka akan kita didik agar bisa sesuai dengan kualifikasi pekerja di sana. Terlebih, kalau bicara soal pendidikan, apa lagi global, value addict bertambah. Apa lagi dengan program pemerintah soal dukungan vokasi dan keterampilan, jangan sampai kalah bersaing dengan orang-orang di luar," tambahnya.
Tak hanya akan membantu menyediakan para pekerja yang akan dididik menjadi tenaga terampil yang akan bekerja di Jepang, pihaknya juga berencana akan membawa investor-investor dari negara Asia Timur itu untuk berinvestasi di Indonesia. Harapannya ini akan bisa juga meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Kami lembaga konsultan. Kami bawa investor-investor di Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Prinsip dalam bisnis ada tiga: uang, barang, dan orang. Yang kita bawa, kebanyakan adalah di finance atau uangnya. Setelah tahun 2017/2018, karena ada pabrik-pabrik, investor, kan punya unit usaha. Mereka kekurangan tenaga kerja," tandasnya.
Dikutip dari berbagai sumber, besaran rata-rata gaji magang di Jepang berkisar 80.000 - 120.000 yen per bulan. Jika dirupiahkan dengan kurs Juli 2022, pemagang akan mendapat sekitar Rp 9 juta - Rp 14 juta setiap bulan.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
SYL Hilang Kontak di Spanyol, KPK: Penyidikan Perkara Pasti Kami Selesaikan
4
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin