Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan misi perdamaian yang dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia merupakan sebuah proses yang terus berjalan dan tidak instan. Untuk itu, langkah Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan awal langkah perdamaian yang baik bagi kedua negara yang sedang konflik.
“Proses perdamaian kan sebuah proses yang berjalan terus, bukan instan. Jadi ini awal yang baik,” kata Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/7/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga menanggapi adanya pandangan sejumlah pihak yang menilai kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia belum berhasil membawa misi perdamaian.
Airlangga menegaskan, tidak ada pemimpin negara yang dapat diterima oleh pemimpin Ukraina dan Rusia dengan baik, bahkan dalam waktu yang sangat dekat. Ditekankan, hanya Jokowi yang mampu melakukan pendekatan terhadap kedua pemimpin negara tersebut.
“Tidak ada pemimpin negara yang diterima kedua belah pihak dalam waktu dekat. Hanya Pak Jokowi. Jadi ini menunjukkan bahwa kedua pemimpin yang bertikai itu menerima kehadiran Bapak Jokowi,” ujar Airlangga Hartarto.
Airlangga mengungkapkan salah satu fokus atau tujuan utama Jokowi mengunjungi kedua negara yang sedang berseteru ini untuk memastikan ketersediaan pangan global. Hal ini mengingat invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu pasokan rantai pangan global.
“Yang diutamakan Presiden adalah terkait dengan ketersediaan pangan. Tentu itu pesan Bapak Presiden agar pangan yang ada, baik wheat (gandum) maupun pupuk bisa keluar ke global. Sehingga ketahanan pangan global bisa terjaga. Tentu ini bagian dari proses perdamaian,” terang Airlangga Hartarto.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com