Jakarta, Beritasatu.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasaruddin Umar menegaskan, penyebaran narasi intoleransi dan radikalisme melalui mimbar-mimbar keagamaan itu nyata. Namun, imbauan kewaspadaan dipelintir seolah menjadi pandangan islamofobia dan sulit mengakui fakta adanya penyebaran radikalisme agama di ruang keagamaan.
Ia mengakui bahwa praktik penyebaran radikalisme, intoleransi, dan kebencian di ruang serta mimbar keagamaan benar adanya dan menjadi hal yang harus diakui guna memunculkan kewaspadaan dini.
“Pertama saya ingin berikan pernyataan bahwa itu ada, susah untuk mengatakan bahwa itu tidak ada, persoalannya adalah bagaimana mengatasi agar ini tidak terus-menerus terjadi,” ujarnya di Jakarta, Senin (4/7/2022).
Ia melanjutkan, untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan upaya yang maksimal dan tepat. Karena maraknya generasi muda penerus bangsa yang justru jatuh dalam jeratan narasi idelogi radikal dan teroris sangat berbahaya bagi keberlangsungan bangsa dan eksistensi Pancasila sebagai pedoman bangsa.
“Kita perlu dekati, sebagai seorang bapak dan mereka adalah anak kita, rangkul mereka beri perhatian, supaya energi mereka yang besar tersalurkan, agar tidak digunakan untuk memecah belah bangsa. Energi mereka itu jangan digunakan untuk menyerang orang, tapi untuk merangkul orang,” jelas Nasaruddin.
Dia menilai, penanganan korban dan pelaku narasi radikal intoleran di ruang agama harus dilihat faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kerentanannya. Mungkin mereka melakukan ini karena faktor pengetahuan keagamaannya, mungkin karena faktor historis lainnya.
Halaman: 123selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: ANTARA