Dwikorita menyebutkan bahwa petani menjadi kelompok paling rentan terdampak perubahan iklim. Kejadian iklim ekstrem akan menyebabkan kegagalan panen dan tanam, yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi akibat banjir dan kekeringan, peningkatan suhu udara, dan intensitas serangan hama.
Ketika petani mengalami gagal panen, Dwikorita menuturkan petani akan mengalami kerugian yang besar. Tidak hanya berdampak terhadap individu petani tersebut, tetapi juga produktivitas pertanian Indonesia secara keseluruhan. Jika gagal panen terus berlanjut, maka otomatis ketahanan pangan nasional pun akan terancam.
"Secara sederhana, berkurangnya produksi akan mengakibatkan harga pangan menjadi lebih mahal. Kenaikan harga dapat berdampak pada akses, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan,” paparnya.
Oleh karena itu, Dwikorita berharap SLI mampu mendongkrak produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebab diketahui, petani umumnya telah memiliki kearifan lokal turun temurun mengenai cuaca. Perpaduan keduanya diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang diakibatkan oleh cuaca dan iklim di kegiatan pertanian.
Baca selanjutnya
Dikatakan Dwikorita, cuaca dan iklim sangat berpengaruh terhadap pertanian dan juga ...
Halaman: 1234selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com