Jadi hal-hal tersebut tidak diperhatikan di dalam pengendalian Covid-19 dan pemerintah sibuk dengan memprediksi. Kalau terkait prediksi untuk mengantisipasi hospitalisasi rumah sakit, sejak awal sudah beredar dan dipublikasi internasional bahwa Omicron tidak ganas.
Bahkan di negara yang tingkat vaksinasinya rendah seperti Afrika, Omicron tidak menimbulkan banyak orang masuk rumah sakit dan kematiannya sangat rendah.
"Jadi sebenarnya ini yang harus kita benahi dari sistem pengendalian kita. Prediksi okelah satu kali, kemudian kalau itu tidak tepat kan jadinya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu akan turun. Kita sih menunggu hasil prediksi pemerintah yang menyebut puncak kasus terjadi di minggu kedua atau ketiga Juli. Tetapi saat ini belum mencapai puncaknya," ungkapnya.
Lalu dikatakan lagi, puncak kasus bakal terjadi hingga minggu keempat dan para epidemiolog akan menunggu benar atau tidak, karena banyak prediksi pemerintah jarang sekali tepat. Hal itu dikarenakan pada prediksi kasus, untuk target saja yang diungkapkan ke publik tidak pernah bisa tercapai.
Pertama, testing harus mencapai 400.000 hingga 500.000 per hari. Namun faktanya tidak pernah mencapai 400.000 dan yang paling tinggi hanya sekitar 357.000.
Baca selanjutnya
Kedua, tracing yang harus 1:30, namun tiba-tiba diturunkan menjadi 1:15 karena ...
Halaman: 1234selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com