Donald Trump Kecam Bantuan AS ke Ukraina

Washington, Beritasatu.com- Donald Trump mengecam bantuan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina. Seperti dilaporkan RT, Minggu (24/7/20022), mantan presiden AS itu menilai Eropa yang seharusnya memberikan lebih banyak bantuan ke Kyiv karena jauh lebih terpengaruh oleh situasi tersebut.
"Uni Eropa hanya memberi Kyiv sebagian kecil dari apa yang dimiliki Washington. AS memiliki terlalu banyak masalah sendiri untuk menyerahkan uang dan senjata ke Ukraina untuk konfliknya dengan Rusia," kata mantan presiden AS Donald Trump.
Berbicara di KTT Aksi Mahasiswa di Tampa, Florida pada Sabtu, Trump mengingat bagaimana dia mendorong anggota NATO di UE untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga 2% dari PDB mereka selama masa kepresidenannya. Saat itu, AS "dimanfaatkan oleh Eropa," dan sekarang hal yang sama terjadi lagi di Ukraina.
"Kami sejauh ini telah memberikan lebih dari US$ 60 miliar ke Ukraina. Nah, negara-negara Eropa, yang jelas jauh lebih terpengaruh daripada kita, memberikan sebagian kecil dari jumlah itu," kata mantan presiden itu.
Jika masih menjabat, Trump mengklaim bisa saja pergi ke sana [ke Eropa] dan melontarkan kecaman.
"Dengar, Anda akan memberikan uang yang sama atau lebih banyak dari kami.' Dan mereka akan melakukannya dengan senang hati," klaim Trump.
"Tapi kami hanya memberikan uang. Dan kami memiliki utang US$ 35 triliun. Kami memiliki semua masalah ini," katanya, merujuk pada rekor inflasi di AS, krisis energi, dan masalah lainnya.
Terkait invasi Rusia di Ukraina, Trump juga meragukan apakah bantuan AS dalam jumlah besar akan mengubah situasi di lapangan di Ukraina.
"Sekarang, jauh lebih sulit untuk dipecahkan.Rusia memiliki kekuatan api 35 kali lipat. Dan mereka ingin melenyapkan senjata saat kami mengirimnya. Banyak hal buruk terjadi," tambahnya.
Selama masa jabatan Trump, AS tidak memiliki masalah" dengan Rusia, Tiongkok atau Korea Utara. "AS bahkan tidak ada yang membicarakan Ukraina," klaim mantan presiden tersebut.
"Tetapi hanya dalam dua tahun di bawah Joe Biden, AS telah berubah dari yang terkuat yang pernah ada menjadi mungkin yang terlemah, terutama ketika Anda memasukkan pengakuan dan rasa hormat dari seluruh dunia. Kami tidak lagi dihormati oleh siapa pun," kata Trump.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Prabowo dan Iko Uwais Tunjukkan Kuda-kuda Silat

10 Tips Menjaga Kesehatan Anak Selama Musim Hujan

Liga Champions: Garnacho Gacor, Onana Bapuk, MU di Lubang Jarum

Kemenkeu: Kerangka ESG Dorong Proyek Infrastruktur Berkelanjutan

Ini Update Genangan Air di 69 RT di Jakarta hingga Kamis Siang

Banjir hingga 1 Meter Rendam Permukiman Warga Kelurahan Rawajati Jakarta

Heboh! Militer AS Deteksi UFO di Orbit Bumi Luar Angkasa

Lirik Lagu Lampu Merah dari The Lantis yang Viral di Medsos

Masih Kerja di Hari Ketiga Kampanye, Gibran Lepas Sekda Solo

Retno Marsudi: Palestina Punya Hak untuk Merdeka

Akuisisi 803 Menara Rp 1,75 Triliun, Mitratel Dapat Tambahan 1.327 Penyewa

Ratusan Buruh Lakukan Aksi Sweeping di Kawasan Industri MM2100 Cibitung

Badak Sumatera Kembali Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Jumlah Kunjungan Meningkat, Kinerja Mal LPKR Berpotensi Naik pada Akhir 2023

Genjot Pariwisata, Pasuruan Dijadikan Kota Manasik
2
4
Retno Marsudi: Palestina Punya Hak untuk Merdeka
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo