G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Nuklir ke Ukraina

Brussels, Beritasatu.com- Kelompok negara G7 mendesak Rusia untuk mengembalikan kendali pembangkit nuklir ke Ukraina. Seperti dilaporkan Al Jazeera, Rabu (10/8/2022), pembangkit Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, telah ditembaki beberapa kali sehingga menimbulkan kekhawatiran akan insiden nuklir.
Para menteri luar negeri dari kekuatan ekonomi Kelompok Tujuh (G7) telah meminta Moskwa untuk segera mengembalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina ke kendali penuh Ukraina. Desakan muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi bencana.
"Personel Ukraina yang bertanggung jawab atas pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan. Dominasi berkelanjutan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir yang membahayakan kawasan itu," kata pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu.
Pembangkit listrik tersebut terletak di dekat kota selatan Enerhodar dan merupakan yang terbesar di Eropa. Pembangkit telah ditembaki beberapa kali dan sebagian rusak akhir pekan lalu. Namun, infrastruktur penting dikatakan tetap utuh.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut. Tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Atas inisiatif Rusia, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menangani kasus penembakan pada Kamis di New York. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, akan memberikan pengarahan kepada dewan tersebut.
Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia secara signifikan meningkatkan risiko insiden nuklir dan menempatkan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga dan dunia dalam bahaya.
Para menlu menekankan "pentingnya mengizinkan para ahli IAEA untuk dikirim ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk mengatasi masalah dan tindakan keselamatan dan keamanan nuklir".
Secara terpisah pada Rabu, Kyiv menuduh Rusia mengeksploitasi posisinya di pembangkit listrik tenaga nuklir. Serangan Rusia menargetkan kota terdekat Marhanets dalam serangan roket yang menewaskan sedikitnya 13 orang dan menyebabkan banyak orang lainnya terluka parah.
Tidak ada komentar langsung dari Rusia atas tuduhan Ukraina atas serangan roket di Marhanets.
Moskwa menyatakan tidak sengaja menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina yang bertujuan untuk menjaga keamanannya sendiri.
Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia melancarkan serangan ke kota-kota Ukraina dengan impunitas dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia karena mengetahui bahwa Ukraina berisiko untuk melawan.
"Delapan puluh roket reaktif ditembakkan ke bangunan tempat tinggal," kecam Yermak di layanan pesan Telegram, merujuk pada serangan terhadap Marhanets.
"Negara teroris terus berperang melawan warga sipil. Rusia yang pengecut tidak bisa berbuat apa-apa lagi sehingga mereka menyerang kota-kota yang bersembunyi di pembangkit listrik tenaga atom Zaporizhzhia," tulisnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Selesai Diperiksa Penyidik, SYL Ngaku Sudah Sampaikan Semua Fakta

Diperiksa soal Dugaan Pemerasan Firli Bahuri, SYL Dicecar 12 Pertanyaan

Lirik Lagu Di Tepian Rindu oleh Davi Siumbing yang Viral di Media Sosial

204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Menkominfo Sebut Bukan Motif Politik

Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata, Jokowi Beberkan Faktanya

Ketidakpastian Global Masih Menghantui, Begini Karakteristiknya

Geledah Rumah di Jakarta, KPK Sita Bukti Dokumen Terkait Kasus Wamenkumham

Ada Gangguan Sinyal di Stasiun Citayam, Perjalanan KRL Tertahan

Lirik Lagu Before You Go dari Lewis Capaldi dan Terjemahannya

Bhayangkara FC Pastikan Kontrak Radja Nainggolan

KPU Beri Akses ke Tim Tanggap untuk Cegah Penyebaran Data Pemilih

Sri Mulyani Diminta Jokowi Siapkan Rekomendasi Kenaikan Gaji Menteri

Gerindra Targetkan Prabowo-Gibran Raup 60 Persen Suara di Jawa Barat

Jokowi Ungkap Alasan Rajin Hadiri Konferensi di Luar Negeri

Efisiensi Energi Taiwan Peringkat 2 di Asia
1
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo