Houston, Beritasatu.com - Sebelum mengirim manusia ke Mars, NASA tampaknya ingin belajar terlebih dahulu di permukaan bulan. Inilah yang dilakukan badan antariksa AS tersebut dengan mengirim roket tak berawak Artemis I yang diluncurkan pada Senin (29/8/2022).
Misi ini merupakan langkah pertama menuju eksplorasi masa dengan di luar angkasa.
Misi terakhir pendaratan NASA di bulan adalah Apollo 17, yang hampir 50 tahun lalu. Rekor misi Apollo terakhir untuk penerbangan luar angkasa berawak terlama masih bertahan selama 12,5 hari.
Melalui program misi Artemis, yang bertujuan untuk mendaratkan manusia di kutub selatan bulan yang belum pernah dijelajahi ini, para astronot akan melakukan misi luar angkasa jangka panjang yang menguji semua batas eksplorasi.
"Kami akan kembali ke bulan untuk belajar hidup, bekerja, dan bertahan hidup," kata administrator NASA Bill Nelson dalam konferensi pers awal bulan ini.
"Bagaimana Anda membuat manusia tetap hidup dalam kondisi yang tidak bersahabat itu? Dan kita akan belajar bagaimana menggunakan sumber daya di bulan untuk dapat membangun sesuatu di masa depan saat kita bepergian, bukan seperempat juta mil jauhnya, bukan perjalanan tiga hari, tetapi jutaan dan jutaan mil jauhnya dalam perjalanan berbulan-bulan jika tidak bertahun-tahun."
Astronaut NASA Randy Bresnik membahas pentingnya menggunakan eksplorasi bulan sebagai cara untuk mempersiapkan pendaratan di Mars selama pengarahan NASA akhir pekan kemarin.
Saat berkemah di hutan belantara Alaska, Anda mungkin saja bisa mengandalkan perlengkapan dan sepatu baru yang belum rusak, katanya. Namun Mars bukan tempat untuk menguji peralatan baru untuk pertama kalinya.
Baca selanjutnya
Astronaut telah tinggal dan bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: CNN