Moskwa, Beritasatu.com- Perusahaan Rusia, Gazprom, telah menghentikan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa Barat selama tiga hari. Seperti dilaporkan Newsweek, Rabu (31/8/2022), Moskwa menghadapi tuduhan bahwa mereka energi sebagai senjata.
Raksasa energi Rusia mengumumkan bahwa pekerjaan pemeliharaan membutuhkan penghentian aliran gas alam ke Jerman dari Rabu hingga Sabtu.
Jerman menuduh Moskwa menggunakan gas untuk menaikkan harga dan melemahkan tekad Uni Eropa atas sanksi yang dijatuhkan menyusul invasi skala penuh Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Reuters melaporkan Siemens Energy, yang melakukan pekerjaan perbaikan pada turbin yang digunakan untuk memompa gas melalui pipa, mengatakan pekan lalu tidak ada berita untuk melaporkan pemeliharaan peralatan yang terkait dengan itu. Perusahaan Siemens mengatakan tidak terlibat dalam pekerjaan teknis yang dilakukan oleh Gazprom tetapi siap untuk memberi tahu perusahaan jika diperlukan.
Nord Stream 1 sepanjang 745 mil yang mengangkut gas di bawah Laut Baltik dari pantai Rusia dekat St. Petersburg ke Jerman timur laut telah beroperasi hanya dengan kapasitas 20 persen yang menurut Rusia disebabkan oleh peralatan yang rusak. Gazprom telah mematikan beberapa turbin gas, salah satunya telah diproduksi Siemens di Kanada tempat untuk perbaikan.
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan Rabu lalu bahwa Ottawa akan tetap pada pengabaian sanksi untuk memungkinkan turbin dikembalikan ke Rusia melalui Jerman setelah perbaikan.
Rusia telah memperingatkan dua minggu lalu bahwa pemadaman itu akan terjadi tetapi pemerintah Jerman mengatakan belum diberitahu secara resmi, menerima informasi melalui saluran Telegram Gazprom.
Sementara itu, Kepala Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Müller menyebut penghentian gas sebagai "keputusan yang secara teknis tidak dapat dipahami."
"Saya percaya bahwa Rusia akan kembali ke 20 persen pada hari Sabtu, tetapi tidak ada yang benar-benar bisa mengatakannya," tambah Muller.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Gazprom "berkomitmen" pada kewajiban kontraktualnya untuk memasok energi. Namun Eropa membawa situasi ini ke puncak, penyebabnya adalah sanksi mereka sendiri.
Pada bulan Juli, Nord Stream 1 ditutup selama 10 hari yang juga dikatakan Rusia untuk perbaikan. Penutupan ini memicu kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa bahwa Moskwa akan memutus pasokan selama bulan-bulan puncak musim dingin.
Pembatasan lebih lanjut dapat memperdalam krisis energi di Eropa yang telah memicu lonjakan harga gas grosir, memberikan tekanan pada pemerintah untuk meringankan beban yang dihadapi konsumen dan bisnis.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com