Jakarta, Beritasatu.com - Pada September 15-16 2022 mendatang, Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organisation atau SCO) akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) di Samarkand, Uzbekistan.
Ini menjadi pertemuan tatap muka pertama antara pemimpin negara anggota SCO dalam tiga tahun.
Dilansir dari keterangan tertulis yang diterima dari Kedutaan Uzbekistan di Indonesia, KTT ini menjadi kesempatan untuk membahas isu bilateral, kawasan, maupun global yang telah terjadi selama pandemi Covid-19. Nantinya, sebanyak 15 kepala negara dan 10 kepala organisasi internasional yang bekerja sama dengan SCO akan menghadiri pertemuan ini.
“Uzbekistan mengajak negara-negara SCO untuk memikirkan kembali nilai dari kerja sama multilateral di tengah pergolakan geopolitik dan ekonomi dunia,” ungkap Kedutaan Uzbekistan dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (9/9/2022).
“Di KTT SCO Samarkand, Presiden Shavkat Mirziyoyev akan membawa sejumlah gebrakan inisiatif dan proposal yang didesain sebagai pembaharuan besar agenda dan modernisasi kegiatan organisasi ini,” tulis keterangan tertulis Kedutaan Uzbekistan.
KTT SCO juga diharapkan dapat menghasilkan sejumlah perjanjian dan keputusan untuk menentukan arah ke depan SCO. Diketahui, sebanyak 30 dokumen sudah disiapkan dan ditujukan untuk memperkuat interaksi SCO dan kerja sama.
Diperkirakan akan ada penandatanganan memorandum of obligation oleh Iran yang akan membuka kesempatan bagi negara tersebut untuk menjadi anggota SCO.
Mesir, Qatar, dan Saudi Arabia akan menandatangani memorandum yang akan memberikan ketiga negara ini status mitra dialog. Juga akan ada persetujuan status mitra untuk Bahrain dan Maladewa.
Di KTT SCO, Uzbekistan disebut akan mendorong SCO untuk mengusung prioritas seperti kerja sama perdagangan, industri, dan teknologi. Serta memperkuat interkonektivitas transportasi dan ekonomi, inovasi, transformasi digital, dan ekonomi hijau.
KTT juga akan menghasilkan Deklarasi Samarkand. Dokumen ini disebut mencerminkan pendekatan negara SCO untuk mengatasi masalah di kawasan maupun dunia dengan mengidentifikasi prioritas organisasi kedepannya.
Uzbekistan dan SCO
Kepemimpinan Uzbekistan di SCO mencerminkan kebijakan luar negeri Presiden Shavkat Mirziyoyev. Pragmatisme, dinamisme, dan inisiatif sudah menjadi ciri khas dari diplomasi Uzbekistan dalam beberapa tahun terakhir.
Kebijakan luar negeri Shavkat Mirziyoyev yang independen dan komprehensif telah memungkinkan untuk menyeimbangkan kepentingan negara-negara "besar", "menengah" dan "kecil" di ruang SCO. Para pengamat menilai bahwa karena ini, Tashkent dipercayai oleh semua negara SCO. Sehingga memungkinkan Tashkent untuk mempromosikan inisiatif penting di tingkat regional dan global lewat SCO.
SCO dan Asia Tengah
Sementara itu, negara-negara Asia Tengah dipercayai sebagai core atau inti dari SCO. Diketahui, organisasi ini dibangun untuk membangun format baru kerja sama di kawasan ini. Dan tidak dapat dipungkiri kontribusi konstruktif SCO kepada stabilitas, keamanan, serta pembangunan kerja sama multilateral di Asia Tengah. Para pengamat mendorong agar Asia Tengah tetap menjadi core dari SCO, mengingat kawasan ini merupakan nodal region dari SCO yang terus berkembang.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini