Berlin, Beritasatu.com- Jerman sudah bersiap untuk pemutusan gas Rusia dan dapat mengatasi krisis energi saat ini. Seperti dilaporkan RT, Sabtu (10/9/2022), Kanselir Olaf Scholz mengatakan Berlin telah mengambil banyak tindakan pencegahan untuk mengatasi krisis energi.
“Kita hidup di masa yang serius. Tapi kita siap. Disiapkan, misalnya, bagi Rusia untuk sebagian besar memotong pasokan gas karena perang melawan Ukraina,” kata Scholz dalam satu pidato video.
“Kami telah mendirikan terminal di pantai utara Jerman untuk mengimpor gas alam cair. Kami telah menghemat gas. Kami sekali lagi menggunakan kemampuan produksi pembangkit listrik tenaga batu bara. Pada awal tahun depan kami akan memiliki kesempatan untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir Jerman selatan yang tersisa jika diperlukan,” katanya.
Menurut Kanselir Scholz, Jerman telah menyusun paket bantuan yang komprehensif untuk mendukung orang-orang yang tidak dapat dengan mudah mengatasi tantangan seperti itu secara finansial.
Krisis gas UE telah meningkat sejak pekan lalu, ketika Rusia menghentikan aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 “tanpa batas.” Pasokan Rusia terus melalui Ukraina, tetapi pada sebagian kecil dari tingkat pra-konflik.
Di Jerman, kekurangan bahan bakar telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gelombang kebangkrutan di antara penyedia energi.
Awal pekan ini, CEO importir gas Jerman Uniper, Klaus-Dieter Maubach, memperingatkan bahwa negara itu mungkin harus memberlakukan penjatahan gas selama musim dingin.
Menurut perkiraan Goldman Sachs, penjatahan energi dapat berarti bahwa negara tersebut akan kehilangan 65% dari industrinya.
Berdasarkan data resmi, fasilitas penyimpanan gas nasional Jerman saat ini 85% penuh. Namun, Klaus Mueller, presiden regulator energi Jerman, bulan lalu memperingatkan bahwa bahkan 95% penyimpanan hanya cukup untuk penggunaan rata-rata dua bulan.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com