London, Beritasatu.com- Kelompok negara Persemakmuran (Commonwealth) bisa berubah usai era Ratu Elizabeth. Gelar kepala Persemakmuran memang tidak diwariskan, tetapi mayyoritas anggota Persemakmuran telah setuju bahwa Raja Charles III harus menggantikan Ratu Elizabeth II.
Negara Persemakmuran Inggris merupakan negara yang berada dalam pemerintahan Inggris. Negara-negara tersebut dulunya adalah negara jajahan Inggris, namun kemudian diberi otonomi lebih, untuk menjadi negara, punya pemerintah sendiri, punya kepala negara sendiri, namun mereka masih harus tunduk kepada Inggris.
Sebagian pakar menilai kematian Ratu Elizabeth tidak banyak mengubah bagaimana Persemakmuran berjalan, tetapi bisa menimbulkan pertanyaan apakah Persemakmuran memiliki tujuan.
“Ini adalah momen penting, yang dapat memicu pemikiran ulang tentang peran Persemakmuran,” kata Pakar Hukum Konstitusi, Anne Twomey.
Menurut Profesor Twomey, Persemakmuran memiliki tantangan sebelum Ratu Elizabeth meninggal. Salah satunya adalah tidak banyak orang yang benar-benar tahu, atau peduli, apa yang dilakukannya.
"Dari sudut pandang Australia, kebanyakan orang tidak memperhatikan Persemakmuran, ini benar-benar hanya forum bagi kami untuk memenangkan banyak medali," kata Profesor Twomey.
Menurut Profesor Twomey, ada jauh lebih banyak negara kecil di Persemakmuran daripada besar, anggota donor, jadi negara-negara berkembang inilah yang masa depannya bisa bertahan.
"Jika negara-negara yang bersangkutan, yang merupakan penerima bantuan dan dukungan, sebenarnya tidak melihat nilai di dalamnya lagi dan mendapatkan dukungan semacam itu melalui cara lain, maka saya pikir ada risiko nyata Persemakmuran bubar,” paparnya.
Sementara Philip Murphy, mantan kepala Institute of Commonwealth Studies, mengatakan organisasi itu meminjamkan monarki untuk legitimasi, tetapi telah menemukan "tidak ada yang nyata" dengan sendirinya.
“Kecenderungan untuk tidak memiliki raja di pucuk pimpinan akan menjadi perubahan paling signifikan bagi Persemakmuran di masa depan – tetapi itu adalah salah satu yang sudah berjalan dengan baik,” kata Profesor Murphy.
Profesor Murphy menilai perubahan yang menurut semua orang akan ditunda sampai Ratu meninggal, sudah terjadi. Namun dia tidak melihat banyak keinginan bagi negara-negara untuk meninggalkan Persemakmuran.
Persemakmuran adalah asosiasi sukarela, kadang-kadang digambarkan sebagai "keluarga bangsa." Persemakmuran terdiri dari 56 negara, tetapi hanya 15 negara yang menempatkan raja sebagai kepala negara (termasuk Inggris).
Setiap anggota dari negara persemakmuran Inggris memiliki pemerintahannya sendiri. Namun, negara-negara itu bersatu karena memiliki tujuan yang sama yaitu saling mendukung dan memberi bantuan.
Negara persemakmuran Inggris telah mengakui Raja Inggris yang kini dipegang Raja Charles III sebagai kepala simbolis dari asosiasi. Persemakmuran terdiri dari 56 negara anggota dari Afrika, Asia, Eropa, dan Pasifik, serta memiliki populasi lebih dari 2,4 miliar orang.
Tahun 2021, negara Karibia Barbados menjadi negara terbaru yang menyingkirkan raja Inggris sebagai kepala negara dan memilih untuk menjadi Republik.
Awal tahun 2022, di Jamaika, Pangeran William dan Duchess of Cambridge disambut dengan protes dan tuntutan reparasi. Negara itu telah mendeklarasikan langkahnya untuk menjadi republik – pada kunjungan yang sama, Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness mengatakan bahwa negaranya sedang "bergerak".
Namun Ratu Elizabeth sering mengatakan Persemakmuran modern adalah pemutusan dari kolonialisme. Persemakmuran adalah satu organisasi sukarela yang setara yang "tidak memiliki kemiripan dengan kerajaan masa lalu", seperti yang dikatakannya pada tahun 1977.
Sue Onslow, Wakil Direktur Institute of Commonwealth Studies, mengatakan Ratu "mengawasi transisi Inggris dari kerajaan global menjadi negara Eropa utara berukuran sedang", yang mulai menghadapi masa lalunya. Namun ikatan kolonial tidak begitu mudah dibubarkan.
“Sang Ratu adalah ‘perekat tak terlihat’ yang menyatukan Persemakmuran, tetapi putranya sangat siap untuk jabatan itu. Dia memiliki kapasitas untuk peran itu tetapi saya tidak bisa berpura-pura bahwa dia adalah ibu tercinta ... kita tidak akan melihatnya seperti itu lagi,” kata Dr Onslow.
Steven Ratuva, direktur Pusat Studi Pasifik Macmillan Brown di University of Canterbury berpendapat Persemakmuran memiliki daya tarik sentimental di Pasifik – tetapi hanya sedikit.
“Sang Ratu mampu menyatukannya karena hubungan sentimentalnya yang mendalam dengan orang-orang. Charles mungkin tidak memiliki kedalaman hubungan sentimental yang sama, jadi akan ada perjuangan untuk menjaga Persemakmuran bersama karena tidak ada aliansi ekonomi, politik atau strategis yang kuat yang menyatukannya,” paparnya.
Dr Ratuva mengatakan Raja Charles dapat dilihat sebagai kepala yang lebih progresif. Dia dilihat sebagai generasi baru, dengan ide-ide baru pada saat pemikiran dan harapan orang berubah, tentu saja di Pasifik.
"Dia tidak akan dilihat sebagai pemimpin matriarkal. Saya tidak terlalu yakin dia akan dilihat sebagai patriarki yang penuh kasih, tapi tentu saja kita akan melihat sesuatu yang berbeda dalam cara dia akan dilihat oleh Persemakmuran," tambah Ratuva.
15 Negara Persemakmuran yang dipimpin (kepala negara) raja/ratu Inggris
1. Inggris
2. Australia
3. Kanada
4. Selandia Baru
5. Papua Nugini
6. Jamaika
7. Kep Solomon
8. Bahama
9. Belize
10. St Lucia
11. Antigua & Barbados
12. Tuvalu
13. St Kitts & Nevis
14. Grenada
15. St Vincent & Grenadines
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Berbagai sumber