Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendorong reformasi kultural di tubuh Polri yang berjalan stagnan dan terkesan mundur. Mahfud menyentil gaya hidup anggota polisi yang hedonisme dan sewenang-wenang.
Ditegaskan, anggota polisi ke depan harus memiliki sikap profesional, humanis dan menghormati HAM.
“Perlu ada perubahan kultur di tubuh Polri. Moralitas anggota Polri perlu diubah, terutama terkait hedonisme dan tindak kesewenang-wenangan yang kerap ditunjukkan," kata Mahfud saat memberikan keynote speech di acara FGD "Akselerasi Reformasi Kultural guna Mewujudkan Polri Presisi" yang diselenggarakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Menurut Mahfud, Polri sudah memiliki aturan yang bagus. namun, Aturan bagus itu akan percuma jika tidak sejalan dengan kultur dan kebiasaan aparatnya.
“Jangan ada arogansi dalam menyikapi masalah hukum di masyarakat. Tugas Polri kan ribuan, tetapi dinodai oleh satu kasus. Satker Polri sampai ke desa-desa di Indonesia. Satu saja yang nakal, akan merusak seluruhnya, oleh karena itu harus dibersihkan,” ujar Mahfud.
Dalam kesempatan ini, Mahfud mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menangani kasus Ferdy Sambo. Mahfud mengatakan hingga Juni 2022 persepsi publik tentang Polri selalu bagus, di atas penegak hukum lainnya. Setelah kasus Sambo, persepsi publik sempat turun. Namun Kapolri bertindak memerintahkan jajarannya untuk bertindak tegas.
Mahfud menekankan reformasi kultural di tubuh Polri harus dilakukan dengan penguatan kompetensi teknis, leadership dan etik. Menurutnya presisi akan terwujud jika tiga hal tersebut berjalan. Ia menambahkan bahwa presisi juga akan optimal, jika fungsi pengawasan berjalan dengan baik, dari internal dan eksternal.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com