Ibas menyebutkan empat jejak strategis era SBY yang menjadi landasan kerja sama dunia tersebut. Pertama, mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Ketiga, memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, terutama untuk kalangan berpenghasilan menengah rendah. Keempat, tetap menjaga kelestarian lingkungan Indonesia sebagai warisan anak cucu.
“Jadi, SBY menurut saya dia adalah salah satu golden boy of Indonesia. Dalam pemilihan presiden mendatang, tentunya tugas kita untuk mencetak golden boy-golden boy of Indonesia lainnya yang pro-Indonesia, yang kepemimpinannya sepenuhnya untuk mendukung kemajuan bangsa Indonesia berkeadilan sosial, tetapi di lain sisi juga tetap eksis, aktif, produktif dalam pergaulan tingkat dunia,” ungkapnya.
Ibas juga menyampaikan bahwa Pemilu 2024 merupakan momentum mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
“Kita harus ingat dan perhatikan bersama bahwa momentum pemilu maupun pemilihan presiden yang akan datang bertujuan untuk kebaikan Indonesia, harus memihak pada Tanah Air. Momentum untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” kata Ibas.
Ibas mengakui bahwa ada kepentingan negara besar lain pada Pemilu 2024. Namun, dia menegaskan Indonesia merupakan negara yang berdaulat, sovereign nation yang sudah merdeka selama hampir se-abad. Karena itu, kepentingan nasional Indonesia harus menjadi hal utama dalam penentuan kebijakan, bukan negara lain.
“Negara-negara asing baik Amerika, Rusia, Tiongkok maupun negara lainnya, tentunya memiliki kepentingan masing-masing terhadap negara Indonesia. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan negara asing untuk memberikan keuntungan atau manfaat yang sebesar-besarnya bagi Indonesia. Indonesia harus jadi juara di negeri sendiri, tetapi juga harus bersemi di dunia internasional,” pungkas wakil ketua umum Partai Demokrat ini.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com