Untuk efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik vaksin Indovac dilaporkan umumnya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA," ungkap Penny.
Sementara vaksin AWcorna merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA yang didaftarkan oleh PT Etana Biotechnology Indonesia (PT Etana) dan dikembangkan oleh Abogen-Yuxi Walvax, Tiongkok.
Hal penting yang perlu menjadi perhatian, terutama oleh pihak sarana distribusi dan fasilitas pelayanan kesehatan adalah proses penyimpanan vaksin AWcorna. Walaupun termasuk vaksin platform mRNA, vaksin ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius.
"Sebelumnya vaksin mRNA harus ada penyimpanan lebih besar dari -70 derajat celsius. Untuk negara tropis seperti Indonesia, ini penting sekali penyimpanan dan distribusi," urai Penny.
Dengan mempertimbangkan aspek keamanan, efikasi/imunogenisitas, mutu, dan pemenuhan prinsip CPOB, maka vaksin AWcorna disetujui mendapatkan EUA untuk indikasi pencegahan infeksi virus SARS CoV-2 pada individu usia 18 tahun ke atas. Dosis sebagai vaksinasi primer adalah 15 μg/dosis yang diberikan dalam 2 dosis suntikan dengan interval 28 hari.
Sebagai vaksinasi booster heterolog, diberikan dalam 1 dosis sebanyak 15 μg/dosis setelah 6 bulan dosis kedua vaksinasi primer dengan menggunakan vaksin inaktivasi (Sinovac atau Sinopharm).
Dari hasil uji klinik, efikasi vaksin AWcorna terhadap wild type (virus Covid-19 yang belum bermutasi) sebesar 83,58%, sementara efikasi vaksin AWcorna terhadap varian Omicron sebesar 71,17% dalam mencegah kasus Covid-19 sedang (moderate).
Baca selanjutnya
Keamanan vaksin AWcorna secara umum dapat ditoleransi dengan baik dan efek ...
Halaman: 123selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com